Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Hujan

Malam kali ini sedikit berbeda, jika biasanya keberangkatanku ditemani rintik hujan maka malam ini tidak. Sejak kemarin malam galau sudah menyapaku. Hujan (deras) yang turun sejak jam sebelas malam tak kunjung reda hingga menahan Surya muncul di pagi tadi. Aku menjadi tak suka hujan jika seperti itu. Berita dari dinas terkait yang tersebar melalui sosial media mengatakan jika musim hujan datang lebih cepat kali ini. Sejak akhir pekan kemarin hujan dengan bangganya mengguyur kota ini. Biasanya dia baru jatuh ke tanah saat sore hari hingga malam, kali ini dia jauh lebih cepat. Panas yang terik saat siang telah tergantikan dengan air yang jatuh. Awan gelap dengan kuasanya menutupi sebagian besar langit beberapa hari belakangan. Apakah aku harus menyukainya saat datang lebih awal? Tak apa jika kamu memang ingin menyapa lebih awal, tapi janganlah setiap hari kamu menyapa tanah. Dingin yang kau bawa bisa membuat kami (sedikit) lebih nyaman untuk menikmati kota ini. -Stasiun Tugu-

Sosokmu

Untukmu yang beberapa hari ini tidak hadir di tengah-tengah kita Kamu yang (seringkali) hadir lebih awal di antara yang lain Orang pertama yang aku jumpai di kelas pagi Ataupun kelas siang yang menjadi kelas pertama kita pada hari itu Lalu ku bertanya 'duduk dimana kamu?' 'Sini' sambel menunjuk sebuah bangku, dan aku akan meletakkan barangku di sebelah bangku yang kamu tunjuk Kamu yang dengan setia mendengarkan rengekan kami seperti anak kecil ini Kamu dengan Setia memberi kami nasihat -aku rasa- Tapi... Dimanakah kamu saat ini? Mungkin dua minggu memang tidak begtu terasa bagi mereka Tapi dua hari tanpa kehadiranmu di kelas sudah membuat kami gelisah Jika itu berat untuk kamu bagi pada kami, maka beritahu kami dimana kamu saat ini? Kami tak tahu harus mencarimu ke mana lagi, jika semua tidak memberi jawaban akan pertanyaan kami. Untukmu yang biasanya ada ditengah-tengah kami

Terjaga

Untuk kesekian kalinya mata ini tidak bisa bekerja. Niat hati ingin segera beristirahat agar ntar siang bisa melanjutkan aktivitas secara optimal. Tapi apa yang terjadi, hingga jam segini mata belum mau berkompromi. Beberapa jam yang lalu lelah dan berat mata sudah menyerang. Namun entah apa yang membuatnya masih terjaga hingga detik ini. Malam ini terasa sedikit sepi. Tidak seperti beberapa malam kemarin yang ku dengar obrolan-obrolan dari celah jendela. Bukan hanya oboran, deru mesin penghalus kayu dulu juga pernah ku dengar hingga malam. Ah, mungkin sebentar lagi suara-suara dari alat berat akan kembali ku dengar. Entah secara jelas atau sayup-sayup. Setidaknya hingga akhir tahun ini aku 'kembali' dekat dengan berbagai pembangun fisik.