Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Sebulan di Rumah Sakit

Gambar
Senyaman apapun tinggal di rumah sakit tentu tidaklah enak. Pengalaman tinggal satu bulan di rumah sakit membuatku sadar bahwa harga dari sebuah sehat itu sangat mahal. Tahun lalu aku semepat diopname selama empat hari karena demam berdarah. Empat hari dirawat sudah seperti waktu yang lama. Namun kali ini aku haru tinggal di rumah sakit ntah sampai kapan. Pukul dua belas malam lewat sekian menit aku kami akhirnya sampai di ruang rawat inap. Hari itu hari minggu,aku masih mengingatnya. Separah apapun pasien jika masih di IGD maka mereka harus menunggu selama kurang lebih dua jam. Malam itu IGD sedang sepi hanya ada beberapa pasien. Aku yang tidak tahu rumah sakit ini merasa sedikit takut. Bangunan rawat inap dan ruangan IGD terpisah oleh lapangan titik kumpul. Dimana kedua ruangan itu dihubungkan oleh lorong panjang dan menanjak. Sebab ruang rawat inap terdiri dari dua lantai (sebenarnya ini masih dalam proses pembangunan lantai selanjutnya). Ya, malam itu ruang rawat inap berad

Kabar itu

Sore itu Jogja sedang diguyur hujan yang sangat deras. Awan hitam sudah menggantung sejak beberapa jam sebelumnya. Antara niat untuk pergi berbelanja dan tidak, lalu akhirnya ku putuskan untuk pergi juga bersama seorang kawan. Hujan cukup deras menahan kami untuk bergegas pulang. Sampai akhirnya menjelang adzan magrib kami baru memutuskan untuk pulang, ditemani rintik hujan yang sudah mulai berkurang. Ku masak bahan-bahan yang aku beli tadi. Belum sampai matang semua bahan yang aku masak, bunyi ponsel terdengar nyaring. Entah apa yang mendorongku untuk membawa ponsel ke dapur sore itu. Padahal aku tidak biasa membawa ponsel ke dapur. Sejak pertama aku menginjakkan kaki di kota ini sudah aku persiapan jika suatu saat harus mendapat telfon seperti ini. Ya, sejak empat tahun yang lalu aku sudah sangat siap ketika harus mendapat kabar yang memintaku untuk pulang secara mendadak. Hujan masih turun setelah aku menyelesaikan telfon yang aku terima. Segera aku selesaikan memasakku

Satu Februari

Beliau bilang, "yang sabar ya, ini cobaan." Lalu akupun memeluknya, dengan sedikit air mata. Aku bersyukur memiliki keluarga yang beragam. Meski kita tidak hidup dalam satu atap rumah yang sama, tapi kami saling mengasihi dan toleransi. Kasih Tuhan dapat melalui berbagai cara.