Empat Belas Agustus Dua Ribu Lima Belas

Ini bukan tentang siapa yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku,
Bukan pula tentang orang istimewa yang mengucapkkannya,
Bukan tentang kejutan apa yang semalam aku terima,
Bukan pula tentang kado spesial yang aku dapatkan.
Sungguh aku sangat khawatir akan hari ini, dengan bergantinya angka umur yang aku miliki maka semakin besar tanggung jawab yang harus aku miliki juga. Digit puluhan yang telah berganti dari tahun lalu. Angka dimana pada masa-masa itu biasa disebut masa-masa peralihan. Masa-masa dimana seorang remaja harus dapat terjun ditengah-tengah masyarakat. Saat dimana mereka mulai berkenalan dengan berbagai permasalahan yang terdapat ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Ini adalah tahun ke duaku melewati tanggal ini tanpa berkumpul bersama mereka. Tak jauh beda memang saat di sana ataupun di sini. Namun, akan ada rasa berbeda saat di sana. Rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan semua nikmat ini kepada ku dan keluarga. Nikmat, masalah, kesenangan, rizki, dan semua yang telah Kau berikan kepadaku ini semoga bisa menjadikan aku lebih bijak, lebih dewasa, dan mampu menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya.

Ucapan terima kasih seperti apapun tidak akan pernah cukup aku berikan pada kedua orang tua ku, bapak & ibu. Kedua  Kakak ku dan istri yang selalu aku repotkan.
Terimakasih buat Alyn yang udah mau jadi pendengar setiaku, pengingatku.
Kakak Emi yang pernah jadi partner berkegiatan di SMA.
Temen-temen Sosial dua (Yunus & Lingga) dan semua temen-temen yang selalu aku rindu.
Sahabat-sabat baru ku di Yogya (Shan, Nis, Ghin, Ryu, Teteh, dkk.
Temen-temen yang pernah memulai mimpi bersama dan sekarang sedang meraih mimpinya masing-masing.
Keluarga baru ku dari Blitar yang di Yogya yang akan aku repoti kapan aja.
Keluarga baru yang selalu aku temukan setiap pulang ke Blitar.
Orang-orang yang selalu membangkitkan mimpiku dan memberiku motivasi.
Serta mereka yang pernah memberikan warna dalam kehidupanku selama ini.
Rasa terima kasih tak akan pernah cukup untuk aku berikan. Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengenalkanku pada orang-orang tersebut.
Semoga dalam setiap langkah perjalannanku aku selalu bertemu dengan keluarga-keluarga baru ku yang siap menerimaku.
Yogyakarta, 14 Agustus 2015

09.28 PM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas