Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas

Oleh : Immas Putri
Analisis Tema, Alur, dan Karakter

Dalam Novel Perahu Kertas

Karya Dewi Lestari



Tema
Tema dari novel Perahu Kertas adalah percintaan yang dibalut dengan persahabatan dan keluarga. 



Alur 

Novel Perahu Kertas ditulis dengan menggunakan alur bercerita maju. Hal itu dapat kita lihat dari jalan cerita yang dimulai dari cerita Kugy yang memulai kehidupan perkuliahan dan berlanjut hingga dia menyelesaikan perkuliahannya. 

  • Pengenalan : Kugy dan Keenan dipertemukan secara tidak sengaja dan mereka menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang sama.
  • Konflik Awal : Kugy mulai memiliki rasa suka pada Keenan namun dia masih memiliki pacar. Sedangkan Keenan juga memiliki rasa yang sama namun tidak berani mengungkapkan karena Kugy telah memiliki pacar.
  • Klimaks : Kugy tidak datang pada pesta ulang tahun Noni karena dia tidak ingin melihat kemesraan antara Keenan dan Wanda. Namun, Keenan merasa kecewa dengan Wanda karena dia membohongi Keenan dengan cara membeli semua hasil karya Keenan.
  • Antiklimaks : Keenan pergi ke Bali dan berkarya di sana. Keenan pun dekat dengan Luhde dan menjalin hubungan. Sedangkan Kugy menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dan kembali ke Jakarta serta bekerja di salah satu advertising. Kugy juga dekat dengan bos yang ada di kantornya yaitu Remi, mereka pun juga menjalin hubungan.
  • Penyelesaian : Keenan kembali ke Jakarta untuk mengurus perusahaan ayahnya karena ayah Keenan sakit. Secara tidak sengaja Keenan bertemu lagi dengan Kugy, mereka kembali menjalin komunikasi. Remi dan Luhde pun mengetahui jika Keenan dan Kugy itu masih menyimpan rasa satu sama lain. Sehingga Remi dan Luhde pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya mereka masing-masing dan memberi kesempatan kepada Keenan dan Kugy untuk kembali memperjuangkan rasa yang telah mereka pendam selama ini. Pada akhirnya Keenan dan Kugy pun bersatu.



Karakter

Keenan

  • Penurut : Keenan mau menuruti keinginan ayahnya untuk bersekolah di bidang manajemen, sedangkan mimpi dia adalah menjadi pelukis.
  • Pekerja keras : Keenan mampu membuktikan kepada keluarganya jika dia dapat menjadi pelukis dengan cara belajar di tempat Pak Wayan dan meninggalkan pendidikan yang sedang ia lakukan.
  • Mudah putus asa : terlihat dari dialog “Saya nggak melukis lagi.”; “De, saya nggak bisa melukis seperti dulu lagi,” kata Keenan lirih.
  • Tegas : terlihat dari Kamu bisa beli lukisan-lukisan ini, Wanda,” desis Keenan sambil membuka pintu, “tapi kamu nggak akan pernah bisa membeli saya.” Dipanggulnya keempat lukisan itu, berjalan pergi dan tak menoleh lagi.



Kugy

  • Humoris : Kugy mampu memberikan warna dalam berbicara, seperti celotehan-celotehan di tengah pembicaraan.
  • Pintar : Kugy mampu menyelesaikan kuliahnya lebih awal disaat yang hampir bersamaan dia juga menjadi relawan.
  • Baik hati : Kugy mau menjadi relawan di Sakola Alit.
  • Tertutup soal asmara : Kugy dapat menyembunyikan perasaan sukanya pada Keenan hingga sahabatnya sendiri tidak mengetahui.
  • Mempunyai imajinasi tinggi : Kugy berimajinasi jika dia adalah agen Neptunus karena ia memiliki zodiak Aquarius. Terlihat dari “Gua sebetulnya anak buah Neptunus yang dikirim ke Bumi untuk jadi mata-mata,” papar Kugy lagi, “dan, SECARA KEBETULAN SEKALI, zodiak gua Aquarius. Ajaib, kan?” tambahnya dengan mata berbinar-binar.



Noni

  • Dapat memahami teman terlihat dari Pelan-pelan, Noni tahu, mengapa dulu Kugy selalu menghindar, mengapa Kugy tidak datang ke pestanya, mengapa Kugy akhirnya memilih pisah dengan Ojos, mengapa Kugy seperti orang tertekan. Pelan-pelan, ia paham. Semuanya.



Wanda

  • Ambisius terlihat dari cara Wanda mendekati Keenan dengan cara membeli semua lukisannya agar Keenan terpesona pada dirinya.
  • Pembohong : Dia membohongi Keenan dengan mengatakan bahwa lukisannya telah laku terjual semua. Padahal Wanda sendirilah yang menjadi pembeli dengan meminjam nama teman-temannya.



Eko

  • Baik hati : Mau membantu Keenan maupun Kugy selama mereka tinggal di Bandung.


Luhde

  • Baik hati : terlihat dari “Saya akan berdoa supaya Keenan cepat menemukan bintangnya,” ucap Luhde sambil menundukkan kepala dan menangkupkan tangannya di depan dada.
  • Setia : Mau menunggu Keenan di Bali selama dia kembali ke Jakarta.



Ayah Keenan (Andri)

  • Egois : Memaksa Keenan untuk mengambil kuliah di manajemen, sedangkan Keenan ingin mengembangkan hobi melukisnya.



Ibu Keenan (Lena)

  • Penyayang : Menyerahkan semua keputusan dan keinginan mengenai masa depan Keenan pada pilihannya sendiri.



Karel (Kakak Kugy)

  • Penyayang : Karel sangat menyayangi dan perhatian kepada Kuggy. Hal itu dapat terlihat dari“Gy, makan malam dulu, yuk. Aku bawain nasi goreng, nih,” ajak Karel
    “Belum lapar,” kata Kugy pendek.

    “Nggak mungkin banget kamu belum lapar. Ayo, makan,” Karel menaruh bungkusan itu langsung ke atas piring Kugy, kemudian mengambilkan piring dan sendok. Setelah itu, Karel mulai makan duluan. “Makan, Gy,” ajaknya lagi.



Pak Wayan

  • Terbuka : Mau menerima Keenan di Bali kapan saja dia datang dan siap mengajari Keenan untuk melukis. Terlihat dari Pak Wayan tergelak seraya merangkul Keenan erat-erat, “Saya senang sekali kamu pulang ke sini. Keluarga di Ubud sudah menunggu.”



Joshua (Ojos)

  • Egois : Terlihat dari “Ini memang bukan cuma soal Keenan, tapi prioritas buat gue di hidup elo. Sekarang, kita bikin semuanya sederhana aja, Gy. Berangkat hari Jumat depan sama gue, atau lo tetap di Bandung. Pilih yang mana?” Ojos bertanya lugas. Namun, nada itu terdengar lirih, suara itu bergetar.
  • Keras kepala : Terlihat dari “Pergi dengan gue hari Jumat, atau semuanya selesai sampai di sini,” Ojos menandaskan ulang.
  • Selalu ingin tahu : Terlihat dari “Ada sesuatu yang belum pernah kamu bilang ke aku, dan aku perlu tahu?” tanyanya. “Tentang apa?” balas Kugy pelan. Perasaannya mulai tidak enak.



Remi

  • Bijaksana : Terlihat dari Remi seketika mengembuskan napas panjang, mengusap usap wajahnya. “Gy, kayaknya saya nggak perlu mengingatkan kamu soal prioritas. Kamu udah cukup gede untuk bisa menyusun skala prioritas kamu sendiri. Yang saya khawatirkan, kamu nggak bisa memilah antara profesi dan ... hobi,” ujarnya tajam, “saya nggak kepingin ngomong begini. Tapi kamu digaji di sini untuk menciptakan konsep iklan, bukan jadi penulis dongeng. Terserah kalau di rumah kamu mau menghabiskan semalam suntuk untuk bikin dongeng. Tapi bukan di sini. Tugas kamu di sini adalah memenuhi target dan deadline kamu ... tepat waktu.”
  • Ramah : Menyapa kenalan yang sudah lama tidak berjumpa.  
  • Khawatir : Terlihat dari “Sayang, kok HP kamu mati?” tanyanya langsung. “Tadi, akhirnya saya mengandalkan feeling aja. Langsung mampir ke sini. Untung kamu cepat pulang.” Remi memeluk Kugy. Tubuh itu kaku. “Kamu—nggak pa-pa?” tanyanya.



Siska

  • Cemburu : Dia merasa cemburu jika Kugy dekat dengan Remi padahal dia sendiri tidak memiliki hubungan dengan remi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi