Review The Politics Of Culture: Ethnicity And Nationalism
Oleh : Immas Putri
Penulis artikel Anthony D. Smith
Dalam tulisan ini Smith mencoba menjelaskan tentang etnik dan nasionalisme yang mana tulisan ini telah diterbitkan sejak tahun 1994. Smith berpendapat bahwa terdapat dua paham nasionalis. Dia menggolongkan nasionalis menjadi nasionalis kontemporer dan nasionalis modern. Golongan kontemporer menyatakan nasionalis itu adalah kejadian atau produk yang modern. Modern disini diartikan sebagai segala sesuatu yang baru. Baik dari segi pemerintahan, penyebaran kapitalis, pembaruan budaya dan pendidikan yang tidak berdasarkan agama, dan pengenalan teknologi. Sedangkan golongan modern menyatakan bahwa nasionalisme itu paham yang berasal dari Eropa Barat pada akhir abad kedelapan belas (Smith 1994, 708).
Dari dua golongan pendapat tersebut kita dapat melihat bahwa banyak sekali pandangan atau pengertian tentang nasionalis. Nasionalisme dari dua sudut pandang tersebut menunjukkan bahwa budaya juga memiliki andil dalam memberikan pemahaman. Seperti contohnya golongan modern yang berpendapat seperti tersebut menurut saya karena adanya ilmu pengetahuan yang berkembang lebih cepat di barat. Sehingga mereka berpandangan jika nasionalisme itu disebarkan oleh orang-orang barat. Orang-orang Eropa Barat yang telah lebih dulu mampu melakukan ekspedisi ke berbagai benua yang menjadikan mereka memiliki pengetahuan yang lebih dan berhasil merumuskan suatu ilmu. Maka dari situlah kemudian mereka menyebarkan kembali pada daerah-daerah penguasaan .
Sedangkan etnis sendiri menurut Smith adalah “...a human group whose members share common myths of origin and descent, historical memories, cultural patterns and values, association with a particular territory, and a sense of solidarity, at least among the élites.” “...kelompok manusia yang anggotanya berbagi mitos umum asal dan keturunan, kenangan sejarah, pola budaya dan nilai-nilai, hubungan dengan suatu wilayah tertentu, dan rasa solidaritas, setidaknya diantara elite.” (Smith 1994, 709). Budaya masih memiliki pengaruh yang cukup kuat jika kita melihat dari pengertian etnis yang diungkapkan oleh Smith tersebut. Smith menuliskannya dengan sangat jelas menggunakan pola budaya dan nilai-nilai. Dari situ dapat kita simpulkan bahwa budaya memiliki peran yang sangat besar dalam etnis maupun nasionalis. Meskipun pada etnis, budaya tersebut hanya terdapat pada golongan tertentu. Etnis terkadang memang memiliki cakupan masyarakat yang lebih sedikit daripada nasionalis. Namun, menurut saya rasa cinta pada etnis lebih besar.
Smith juga memberikan beberapa faktor yang membuat suatu etnis dapat bertahan. Diantaranya teritorial (wilayah), peperangan antar negara, pengorganisasi agama, dan pemilihan mitos etnis. Sedangkan faktor-faktor yang membuat suatu etnis itu hilang atau melebur dengan etnis lain diantaranya otonomi, asal-usul wilayah, kebudayan yang terisolasi, agama dan mitos.
Pada bagian terakhir dari tulisan ini saya juga dapat menyimpulkan bahwa nasionalisme itu pada akhirnya berkaitan dengan politik. Dimana budaya itu dimanfaatkan oleh mereka sebagai salah satu cara untuk berpolitik. Seperti menggunakan ikatan etnis dan mitos-mitos tertentu yang mana itu digunakan untuk kepentingan politik. Dan hal itu hingga akhirnya akan terus terjadi.
Komentar