Review “Cultural sites Sustaining a home in a deterritorialized world”
Oleh : Immas Putri
Review “Cultural sites
Sustaining a home in a
deterritorialized world”
(Situs Budaya Mempertahankan rumah di dunia yang masyarakat menyebar luas)
Migrasi sudah terjadi sejak dulu. Orang-orang
melakukan migrasi dengan suka rela ataupun paksaan untuk menjadi pekerja
disuatu perkebunan atau pabrik. Seiring dengan perkembangan zaman, migrasi
telah terjadi diseluruh belahan dunia melintasi batas pulau dan negara. Mereka
tidak lagi bekerja pada dua hal tersebut tapi juga dibanyak bidang yang lain
seperti jasa, bisnis, dan lain-lain. Seperti yang ditulis oleh Keren Fog Olwig,
bahwa orang-orang Nevis bermigrasi untuk memperoleh penghidupan ekonomi yang
layak. Orang-orang Nevis juga harus meninggalkan keluarga mereka. Pada zaman
penjajahanpun di Indonesia telah mengalami migrasi yang cukup besar. Masyarakat
dipindahkan pada suatu daerah tertentu untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Berbulan-bulan mereka tidak pulang meninggalkan keluarga. Saat ini semakin banyak
masyarakat yang melakukan migrasi. Dengan kemudahan sarana transpotasi yang
ada, sehingga mempermudah orang-orang untuk bermigrasi.
Dilihst dari sejarah yang ada pada artikel tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat yang ada di Nevis sangat beragam. Para migran
pekerja keras namun, mereka tidak mendapat identitas. Mereka juga kesulitan
dalam memiliki tanah. Karena masyarakat Nevis umumnya mewariskan tanah secara
turun-temurun dan melarang generasi dibawahnya untuk menjual tanah. Mereka
memiliki prinsip dasar bahwa tanah adalah milik sekelompok orang yang merupakan
keturunan asli. Oleh Karena bagi masyarakat Nevis tanah bukan milik
perseorangan tapi tanah adalah milik keluarga. hal itupun juga nampak dari
beberapa wasiat yang ada dan dibuat oleh orang-orang Nevis. Sehingga para
anggota keluarga hanya dapat mendirikan bangunan tanpa mereka memiliki hak untuk
menjual tanah yang ada.Salah satu resiko migran yang sangat berat adalah ketika
mereka mengabaikan keluarganya yang ada di Nevis, maka hak akan tanah keluarga
yang ia miliki dapat saja hilang selain itu mereka juga dapat dikucilkan dari
Nevis. Namun, jika migran tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga maka, hak
tanahnya semakin kecil untuk hilang.Sehingga hal itu juga menjadi salah satu
faktor yang membuat orang-orang Nevis untuk bermigrasi. Dengan bermigrasi
mereka dapat meiliki sebuah rumah dan memiliki keluarga di tanah migrannya.
Orang Nevis mengalami misionaris dari Inggris, sehingga terdapat suatu aturan
yang mana untuk membentuk sebuah keluarga harus didasari pada perkawinan yang
suci, dipimpin oleh suami, serta istri sebagai seorang yang merawat keluarga.
Secara lahiriahpun mereka juga harus memiliki sebuah rumah sederhana, namun
nyaman serta materi yang cukup.
Nevisians sendiri terbagi menjadi dua, salah satunya
seperti diatas. Yaitu orang-orang yang secara fisik berada di Nevis, namun
mereka berharap untuk pindah dengan tujuan untuk mencari penghidupan yang lebih
baik di bidang sosial dan ekonomi. Sedangkan untuk yang kedua, nevisians sediri
adalah mereka yang tidak secara fisik berada di pulau tersebut namun, mereka
mejaga hubungan baik dengan keluarga yang ada di Nevis dan mereka juga berharap
untuk kembali. Nyatanya masih sedikit orang Nevis kembali dari migrasinya dan
mereka dapat berhasil serta hidup dengan nyaman. Meskipun orang-orang Nevis
berada di luar Nevis mereka tetap menjaga hubungan baik dengan cara mengirimi
uang atau barang pada keluarga baik ibu, kakak, ataupun saudara yang lain. Mereka
merasa perlu untuk melakukan itu sebagai tindakan balas budi karena selama ini
keluarga telah mendukung dan membantu mereka dalam segala hal yang dilakukan. Selain
itu, uang yang mereka kirim juga memiliki fungsi sebagai penjaga,
pendukung,untuk mempertahankan tanah keluarga. Karena dengan uang kiriman yang
mereka berikan itu dapat digunakan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Sehingga memperkecil peluang untuk menjual, menyewakan, tanah milik
keluarga tersebut.
Salah satu hal yang menurut saya menarik dari artikel
ini adalah bahwa orang-orang Nevis sangat memiliki keterikatan yang kuat dengan
keluarga. Meskipun mereka berada di luar daerah tapi mereka masih memiliki
keinginan untuk kembali tapi sebagian besar tidak pernah kembali. Umumnya
mereka telah berpuluh-puluh tahun meninggalkan pulau. Selain itu mereka juga
tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga mereka yang ada di daerah asal.
Sesekali mereka memang mengunjungi Nevis untuk bertemu dengan kelaurga mereka. Hal
itu tidak jauh berbeda dengan masyrakat Indonesia pada umumnya. Mereka umumnya
setahun sekali mengunjungi kampung halaman untuk menjaga tali persaudaraan. Mereka
juga mengirimi uang untuk orang tua atau saudara mereka jika mereka telah
berhasil saat migrasi tersebut. Orang-orang Jawa khususnya masih memberikan
tanah warisan kepada anak-anak mereka yang ada jauh dari rumah. Tanah itu akan
dikelola lebih dulu oleh saudaranya jika yang mempunyai belum kembali ke
kampung halaman. Baru saat mereka kembali, mereka akan membicarakan lagi
bagaimana pengelolahan tanah itu. Sedikit berbeda dengan yang ada di Nevis,
tanah di masyarakat Jawa dimiliki secara perorangan. Mereka membayar pajak
sesuai luas tanah yang mereka miliki.
Komentar