Review Indian Films And Nigerian Lovers: Media And The Creation Of Parallel Modernities
Oleh : Immas Putri
Penulis artikel Brian Larkin
Nigeria sebagai salah satu negara
berkembang di dunia banyak mendapat pengaruh dari negara lain. Menjadikan negara
itu secara perlahan menerima budaya-budaya asing. Salah satunya adalah melalui
film India yang dapat mempengaruhi masyarakat Nigeria. Seperti yang dituliskan
Larkin disini bahwa film India telah masuk ke Nigeria kurang lebih sejak tiga
puluh tahun yang lalu. Tidak sedikit orang-orang Nigeria dapat melihat sebuah
film sebanyak lima belas kali di bioskop.
Film India dengan mudah mendapat tempat di
masyarakat Hausa karena cerita-cerita yang terdapat di film India berbeda
dengan film-film dari barat. Kisah-kisah yang diangkat dalam film yang tidak
begitu jauh berbeda dengan kehidupan mereka sehari-hari menjadikan budaya India
yang ada begitu cepat diterima. Cerita yang diangkat untuk sebuah film biasanya
tentang agama, keluarga, dan romantisme. Salah satu informan Larkin mengatakan
bahwa budaya India dapat diterima dengan cepat karena adanya kesama antara
India dan Nigeria. Film India memberi pengaruh yang cukup kuat pada masyarakat
Nigeria. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya orang-orang yang mengingingkan
kehidupannya seperti di film. Dia mengatakan kesama itu diduga berasal dari
akar bahasa yang sama antara Hindi dan Hausa. Sedangkan cerita yang diangkat
pada film barat sangatlah berbeda dengan budaya yang ada pada masyarakat Hausa.
Hausa sendiri merupakan salah satu etnis
yang ada di negara itu. Film-film India tersebut juga mempengaruhi para pemuda
untuk melawan budaya yang ada. Mereka melakukan “pemberontakan” melalui media
sastra. Para pemuda melakukan hal itu karena disebabkan masih banyak masyarakat
yang menjodohkan anaknya dengan suami atau istri yang dipilihkan oleh orang
tua. Para orang tua tidak mempertimbangkan persaan si anak. Cinta atau tidak si
anak dengan pilihan dari orang tua itu tidak mempengaruhi keputusan yang ada.
Salah seorang pemuda mencurahan isi
hatinya melalui sebuah cerita yang disebut Soyayyya. Melalui cerita itu
si pemuda membuat jalan cerita yang ia inginkan sendiri. Terdapat cerita tentang
seorang gadis yang dijodohkan dengan seorang laki-laki, akan tetapi si gadis
tidak mencintai laki-laki tersebut karena dia telah memiliki lelaki pilihan
sendiri.Kemudian si gadis bunuh diri sebagai tindakan protesnya. Namun, saat
bunuh diri tersebut si perempuan tidak mati. Ia terselamatkan berkat transfusi
darah dari si pacar. Akhirnya orang tua perempuan setuju dengan hubungan
mereka.
Cerita-cerita tersebut mendapat protes
dari para orang tua, karena hal itu memberikan contoh pada para pemuda untuk
menentang orang tua mereka. Nigeria sebagai negara yang memiliki budaya Islam
yang cukup kuat sangat menolak adanya tindakan-tindakan tersebut. Masyrakat
begitu terbius dengan drama-drama yang ada. Mereka berusaha untuk meniru setiap
cerita yang ada dari film India ataupun cerita dari Soyayya sendiri.
Disisi lain terdapat hal yang dapat
dikatan possitif. Yaitu tentang kenaikan usia pernikan yang salah satunya
disebabkan karena krisis yang pernah tejadi di Nigeria. Para pemuda menunda
usia menikah karena ketidak mampuan dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Hingga
akhirnya masyarakat Hausa memilih untuk menunggu hingga mereka mempunyai
penghasilan yang cukup untuk dapat menghidupi keluarga.
Disadari atau tidak setiap negara pasti
akan mendapat pengaruh dari negara lain. Baik itu berupa hal-hal yang positif
maupun yang negatif. Jika dalam tulisan Larkin ini, dia lebih membahas tentang
pengaruh film India pada masyarakat Nigeria. Khususnya pada etnis Hausa, terkait dengan pernikahan pada para pemuda Hausa.
Komentar