Konsumen dan Sarana Informasi

Oleh : Immas Putri


Siang ini aku berencana ke salah satu agen bus yang ada di Jalan Mangkubumi. Maklumlah anak rantau, mumpung ada waktu libur digunakan untuk menengok orang tua yang ada di rumah. Sebelumnya aku sudah melihat-lihat tentang jadwal keberangkatan bus dari beberapa postingan yang ada di blog. Dari situ aku tahu bahwa ada tiga keberangkatan jam 07.30, 13.00, dan 19.00. Dengan berbekal informasi itu dan salah seorang teman juga bilang kalau jam satu siang ada bus yang berangkat menuju Malang. Akhirnya aku putuskan untuk berangkat menggunakan bus yang jam satu siang. Karena pada hari keberangkatan aku masih dapat mengikuti kuliah terlebih dulu.
Yups, akhirnya berangkat ke agen tiket juga. Sampai disana lalu bilang ke petugasnya dan jawabannya, tiket untuk tanggal itu sudah habis dan belum dikirimi lagi oleh agen pusatnya. Pupus sudah harapan untuk pulang cepet. Selain itu disana aku juga bertanya, apa benar kalau jam satu itu juga ada keberangkatan yang ke Malang? Kata petugasnya, keberangkatan dari Yogya ke Malang itu hanya pagi dan malam. Tambah kaget saja aku, karena informasi yang aku dapat dari beberapa blog dan yang baru saja aku dengar cukup berbeda. Untuk mengobati rasa kecewaku, akhirnya aku bertanya tentang travel yang ada dari agen itu. Dan akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan travel.
Inilah mungkin sedikit keluhan konsumen akan minimnya informasi yang dapat ia akses. Meskipun agen bus tersebut sudah memiliki website resmi sendiri, namun disana para pelanggan belum dapat memperoleh informasi secara maksimal. Agen bus tersebut juga telah memanfaatkan beberapa media sosial yang saat ini banyak diminati masyarakat, namun terkadang respon atau tanggapan yang diberikan oleh pihak agen sangat lama, sedangkan konsumen sendiri memerlukan informasi yang cepat. Lalu apa gunanya agen-agen tersebut memiliki aku di media sosial?
Ini bukanlah pengalaman pertamaku berkaitan dengan transportasi. Beberapa minggu yang lalu aku juga sempat mencari informasi tentang tiket kereta api. Awalnya aku mencari tiket untuk salah satu kereta yang biasa aku gunakan. Namun, saat aku memasukkan nama stasiun tujuanku dan hasilnya tidak menunjukkan kereta yang aku cari, akupun sempat bingung. Ini kenapa? Apa data servernya sedang bermasalah atau kenapa? Aku mengulangi pencarianku beberapa kali dan hasilnya tetap sama. Lalu aku mencoba mengubah stasiun tujuannya dengan stasiun yang lebih besar tipenya dari yang awal. Akupun menemukan kereta yang aku cari. Tapi kenapa di stasiun yang awal aku tidak menemukannya. Akhirnya aku putuskan untuk bertanya melalui salah satu akun media sosial yang dimiliki oleh kereta api. Tapi hingga beberapa jam dan hingga saat ini aku tidak mendapat tanggapan balik.
Lalu aku memutuskan untuk ke salah satu stasiun yang ada dan bertanya pada customer servisnya mengenai hal itu. Akupun memperoleh jawaban, bahwa kereta yang aku cari tadi sudah tidak berhenti di stasiun yang aku gunakan dalam pencarian yang pertama. Hal itu berkaitan dengan perubahan jadwal dan harga tiket yang mulai berlaku bulan April ini. Sebelumnya aku memang sudah memperoleh informasi tentang perubahan jadwal itu, tapi belum jelas di stasiun mana dan kereta apa saja yang mengalami perubahan. Ya, itulah transportasi yang ada disini. Mereka memiliki beberapa media yang seharusnya dapat digunakan untuk bersosialisasi tapi kenapa mereka tidak menggunakannya? Lalu apakah fungsi dari media-media tersebut? Hanya untuk promosikah? Padahal konsumen dan masyarakat umum memerlukan informasi yang cepat. Meskipun agen transportasi seperti itu juga dapat dihubungi melalui telepon, tapi tidak semua konsumen dapat menghubunginya. Mungkin saja kan jika pulsa telepon habis dan hanya tersedia wifi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas

Etika Makan Orang Jawa