Ringkasan dan Komentar Sexuality, morality and the female role: observations on recent Indonesian women’s literature
Oleh : Immas Putri
Ringkasan dan Komentar Singkat Mengenai Artikel
Sexuality, morality and the female role: observations on recent Indonesian women’s literature
Penulis Monika Arnez dan Cahyaningrum Dewojati
Seperti yang sudah banyak kita ketahui bahwa pada masa Orde Baru terdapat banyak pelarangan terhadap penerbitan, begitupun dengan karya sastra yang dekat sekali dengan media publikasi. Penulis-penulis banyak yang mengalami pengekangan dalam karyanya. Dalam artikel yang berjudul Sexuality, morality and the female role: observations on recent Indonesian women’s literature yang ditulis oleh Monika Arnez dan Cahyaningrum Dewojati ini ingin menunjukan salah bagian dari perkembangan kepenulisan di Indonesia pasca Orde Baru, terutama kepenulisan perempuan (sastrawati).
Pada artikel ini setidaknya terdapat empat orang sastrawan yang ditampilkan diantaranya Ayu Utami dengan karya Saman, Djenar Maesa Ayu dengan karya Menyusu ayah, Helvy Tiana Rosa dengan karya Jaring-jaring Merah dan Abidah el Khalieqy dengan karya Perempuan Berkalung Sorban. Penulis perempuan itu dalam artikel ini disebut dengan sastra wangi. Selain mereka juga masih ada beberapa sastrawangi lain seperti Herlinatiens, Nukila Amal dan Fira Basuki.
Karya-karya yang dihasilkan oleh para sastra wangi ini umumnya memiliki isi yang sangat berani dan terbuka (vulgar) dalam membicarakan mengenai alat kelamin. Dari sisi pemikiran penulis sastra wangi mengangkat ajaran moral, sikap atau pernyataan gender dan kritik terhadap pemerintah. Selain itu pemikiran yang juga sangat kuat adalah feminisme yang menolak pandangan patriarki. Adanya pendobrakan konsep mengenai hubungan pranikah, perselingkuhan, dan lembaga pernikahan. Disisi lain, pada saat yang hampir bersamaan juga muncul adanya Forum Lingkar Pena telah mendorong lahirnya karya-karya sastra yang feminis religius (Islam). FLP sendiri memiliki tujuan untuk membentuk penulis baru yang berniat menyebarkan nilai-nilai Islam melalui narasi. Tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan masih mengangkat pembahasan wanita.
Dari beberapa sinopsis novel yang diberikan oleh Arnez dan Dewojati ini menunjukkan adanya dua hal utama yang ingin ditunjukkan oleh para sastra wangi. Yaitu feminisme dengan kiblat barat yang mendobrak unsur-unsur ketradisionalan dan menuntut adanya kesamaan antara perempuan dan laki-laki; serta feminisme dengan kiblat Islam yang ingin keluar dari lingkungan islamik (pesantren) dan keinginan adanya kesempatan yang sama untuk para perempuan-perempuan yang tinggal di lingkungan pesantren untuk dapat melakukan hal-hal yang sama dengan laki-laki di luar pesantren.
Ini dapat dikatakan sebagai era baru dalam kesusastraan Indonesia dimana para perempuan memiliki kesempatan yang cukup luas untuk dapat menyampaikan karya-karya mereka. Sebuah era yang mengusung tema pemberontakan perempuan untuk dapat mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki. Penolakan akan adanya anggapan bahwa perempuan hanya perlu di rumah saja. Saya pikir era ini masih akan terus berkembang akan melahirkan karya-karya feminisme dengan berbagai aliran-aliran baru yang terdapat di bawahnya.
Daftar Pustaka
Arnez, Monika dan Cahyaningrum Dewojati. 2010. “Sexuality, Morality and the Female Role: Observations on Recent Indonesia Women’s Literature” dalam Asiatische Studien. Switzerland: Peterlang.
Komentar