Review Boundaries and Connections

Oleh : Immas Putri

Penulis artikel Fredrik Barth

Batas adalah suatu hal yang diciptakan oleh seseorang untuk menandai milik. Awalnya batas pada tanah merupakan batas yang nyata atau umum. Karena setiap manusia yang ada di atasnya memiliki hak untuk mengolah tanah itu. Oleh karena itu diberlakukanlah batas untuk menghindari perebutan tanah antar satu dengan orang yang lain. Suatu wilayah yang dimiliki oleh seseorang juga dapat menunjukkan kelompok sosial orang itu. Sedangkan pada kelompok lain mereka juga memiliki pengertian batas yang berbeda. Pada sekelompok penggembara di padang pasir mereka akan mencari rumput untuk gembalanya dimana saja mereka menemukan. Pada saat yang sama mereka juga harus mendirikan penginapan di dekat sumber mata air. Terkadang mereka mendirikan kamp disekitar tempat kamp lama yang dulu pernah mereka. Kandang untuk ternak-ternak biasanya diberi duri untuk menghindari predator.  Batas merupakan sebuah konsep yang dibangun oleh sekelompok orang untuk sebuah kepentingan dengan menggunakan beberapa gambaran budaya. Batas itu bisa saja hilang jika kelompok itu mengabaikannya.
Batas tidak saja terjadi pada daratan tetapi juga pada masyarakat. Seperti adanya kelompok-kelompok sosial yang di masyarakat. Setiap masyarakat memiliki konsep tentang kelompok sosial yang berbeda. Contohnya seperti masyarakat Basseri (penggembara) mereka memiliki pemahaman bahwa kelompok sosial terjadi bukan karena atas dasar harta dan batas tetapi karenaikatan sosial untuk menanggung keputusan bersama saat berada di kampdan perjalan selanjutnnya.
Salah satu kendala ketika antropolog melakukan penelitian observasi partisipatif di lapangan adalah bahasa lokal masyarakat setempat. Jika kita hanya terfokus untuk memahami bahasa lokal maka kita dapat saja kehilangan fokus penelitian. Sehingga menimbulakan suatu permasalahan yang baru. Sebaiknya semua kendala bahasa itu didokumentasikan terlebih dulu. Lalu mereka mencari refrensi dari data-data yang telah dihasilkan oleh peneliti terdahulu.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa batas itu diciptakan oleh sekelompok orang dengan sebuah tujuan. Maka disisi lain juga terdapat akibat yang ditimbulkan dari terbentunya batas tersebut. Salah satu dampak yang paling nyata adalah terjadinya konflik atara Israel dan Palestina. Dampak itu juga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Selain itu bagi para pencari suaka jika mereka dapat keluar dari negara tempat tingganya maka diyakini mereka dapat terbebas dari penindasan.
Batas selain menghasilkan sekat diantara masyarakat juga dapat menjadi hubungan.Hasil dari hubungan itu juga memiliki dampak yang berbeda, yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif dari batas yang terhubung dapat memperkaya suatu etnis atau golongan seperti beragamnya masyarakat Indonesia dengan kebudayaan yang dimiliki. Sedangkan dampat negatif dari batas yang berhubungan ini adalah permasalahan atau konflik. Maksudnya disini adalah jika salah satu dari beberapa etnis atau golongan yang saling berhubunngan itu mendomisasi pada satu bidang sedangkan golongan yang lain lemah maka akan menimbulkan suatu kecemburuan sehingga dapat menyebabkan permasalahan.
Seperti yang ditulis oleh Barth, “In such a perspective it becomes an empirical question what concepts and mental operations are used by a group of people to construct their world — in this case, whether a concept of boundaries is deployed by them to think about territories, social groups or categorical distinctions.” (Barth 1999:34). Maka apakah yang dapat menjadi variabel pasti ketika meneliti tentang batas itu? Ataukah bergantung pada batas apa yang diteliti? Apakah bata situ juga merupakan hasil dari kebudayaan?
Maka akan ada tiga jenis batas yang dapat kita tarik yaitu batas yang secara nyata ada wujudnya dan membagi tanah. Batas yang abstrak, batas yang terjadi diantara kelompok-kelompok sosial satu sama lain. Dan yang terakhir terdapat pola yang memisahkan setiap kategori yang berbeda dari pikiran.
Apabila dalam penulisan review ini terdapat isi yang berbeda dengan makna yang terdapat dalam artikel bacaan, maka itu sepenuhnya adalah kelemahan penulis. Karena lemahnya penguasaan penulis dalam memahami bacaan berbahasa Inggris. Meskipun penulis telah berusaha untuk mengoptimalkan pemahaman bacaan dengan berbagai bantuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas