Dunia kita masing-masing
Duduk berdua tapi tak saling bicara
Saling asyik dengan dunia masing-masing
Dunia yang terbentuk dari sebuah layar berukuran 3-4 inchi
Sebuah layar yang mampu menghasilkan berjuta elemen warna
Membentuk simbol-simbol yang mampu dipahami oleh penggunanya
Rintik hujan dan kopi panas menjadi saksinya
Saling asyik dengan dunia masing-masing
Dunia yang terbentuk dari sebuah layar berukuran 3-4 inchi
Sebuah layar yang mampu menghasilkan berjuta elemen warna
Membentuk simbol-simbol yang mampu dipahami oleh penggunanya
Rintik hujan dan kopi panas menjadi saksinya
Gerbang di seberang jalan itu mengingatkanku akan enam tahun lalu
Masa terakhir memakai putih biru
Gerombolan anak yang berebut untuk mengejar angkot di pertigaan utara sana
Masa terakhir memakai putih biru
Gerombolan anak yang berebut untuk mengejar angkot di pertigaan utara sana
Hujan mengingatkan aku saat siang itu air turun
Mencari tas plastik untuk melindungi ransel dan sepatu
Menerobos derai air karena waktu terus bejalan dan memaksaku pulang
Mencari tas plastik untuk melindungi ransel dan sepatu
Menerobos derai air karena waktu terus bejalan dan memaksaku pulang
Bangunan seberang jalan yang kini sudah berganti warna
Tak ku sadari berapa kali dia telah berubah
Menjadi saksi tingkat tigaku di putih biru
Hanya beberapa bulan, tidak genap dua belas
Tak ku sadari berapa kali dia telah berubah
Menjadi saksi tingkat tigaku di putih biru
Hanya beberapa bulan, tidak genap dua belas
Kapan aku berkunjung ke situ terakhir kali?
Ah, aku juga tak ingat
Ah, aku juga tak ingat
Hujan masih belum beranjak
Dan aku masih tetap membisu tanpa memulai pembicaraan ini
Adakah yang perlu kita bicarakan? Aku juga tak yakin
Dan aku masih tetap membisu tanpa memulai pembicaraan ini
Adakah yang perlu kita bicarakan? Aku juga tak yakin
- sebuah warung kopi di ujung tikungan -
Komentar