Aku Juga

3. Dengan jalan kaki, aku lebih bisa mengamati. Jalan kaki memberiku banyak ide tulisan, jalan kaki bisa menaikkan sensitivitas hati dan inderaku, jalan kaki bisa mengubah perasaan dongkolku menjadi lebih dongkol atau sebaliknya, yang agak penting bagiku jalan kaki bisa memakai earphone, tambahan! jalan kaki bisa dengan cepat mengubah rute perjalanan.  Jadi, jangan salah sangka dulu bila aku menolak untuk diberi tumpangan. (Ramadhani 2017, dari Bukan Aku Rindu)




Tapi masih maukah kamu untuk aku antar?
Hanya beberapa ratus meter saja tentunya.

Kawan berjalanmu mungkin kembali berkurang. Mereka kian suka menggunakan kuda besinya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tapi ingatlah suatu ketika mereka  pasti rindu untuk bisa memakai sekian meter bahu jalan yang ada. Dengan egoisnya berjalan berjajar, seolah jalan adalah milik kita. Sedikit tidak peduli dengan kendaraan lain yang lewat.


Lalu apa kabar jalan yang biasa kita gunakan hari ini?
Dulu, beberapa tahun yang lalu lebih tepatnya, jalan itu terasa sepi dan tak ada yang lewat. Seolah hanya kita pejalan kaki dan pengguna sepeda yang memiliki. Dari yang bisa berjalan berjajar empat atau lima, sampai kita harus berjalan satu-satu untuk menghindar kendaraan.
Kian hari dengan dikeluarkannya berbagai peraturan, pembenahan, dan kebijakan yang baru, jalan itu semakin ramai. Bukan ramai pejalan kaki atau pesepeda, tapi mereka...


Mereka, yang kini aku menjadi satu di antaranya. . .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas