Dilema Lokasi KKN (1)
Seseorang selalu
bertanya kepadaku tentang cerita KKNku? Dan di sinilah mungkin aku akan memulai
menceritakannya. Cerita ini bukan sebuah cerita yang pendek den selesai dalam
satu tulisan. Cerita ini akan berlanjut pada tulisan-tulisan selanjutnya. Ya,
semoga kalian tidak akan bosan membacanya dan semoga cerita ini akan cukup
memberikan informasi bagi kalian yang mencarinya.
Izinkan aku
menceritakan kepadamu tentang KKN ini terlebih dahulu. Proses untuk mempersiapkan
KKN ini ada yang telah dimulai sejak sebelas atau sepuluh bulan sebelumnya. KKN
atau kuliah kerja nyata sudah seperti ajang untuk mencari pekerjaan saya. Ada beberapa
kelompok yang memberikan pesyaratan-persyaran khusus untuk menyeleksi orang-orang
yang akan bergabung. Kamu dapat melihat berbagai poster pendaftaran kelompok
KKN di Instagram. Ya, KKN ini seolah menjadi sangat istimewa dan mewah karena
lokasi KKN yang digunakan tersebar di tiga puluh empat provinsi di Indonesia. Minimal
di setiap provinsi terdapat satu kelompok KKN di sana. Inilah yang membedakan
KKN dari UGM dengan KKN dari universitas-universitas lain.
Saat proses
pembentukan kelompok ini ada beberapa tahapan. Biasanya mahasiswa telah
membentuk kelompok awal atau yang biasa disebut dengan tim pengusul. Dimana biasanya
mereka terdiri dari 7-9 orang (kalau tidak salah) yang berasal dari lintas
fakultas. Setelahnya pihak universitas akan mengeluarkan daftar lokasi
sementara KKN beserta tema yang diusulkan. Mahasiswa yang telah membentuk tim
ini tadi dapat memilih lokasi yang mereka inginkan. Jika ada beberapa kelompok
yang memilih lokasi sama maka mereka nantinya akan diminta untuk
mempresentasikan mengenai program kerja yang mereka miliki. Setelah dikeluarkan
daftar lokasi sementara ini maka akan banyak tim-tim pengusul yang membuka
penawaran untuk bergabung. Dengan adanya berbagai persyaratab ataupun tidak.
Selama masa
inilah mereka yang menginginkan untuk ‘mengabdikan’ diri di luar Pulau Jawa
akan gencar-gencarnya berusaha mencari tim. Sedangkan mereka yang mau
ditempatkan dimana saja (yang kemungkinan besar di sekitar Jogja dan Jawa
Tengah) tidak begitu terobsesi dengan adanya penerima calon anggota. Terdapat beberapa
kawasan yang banyak diincar oleh mahasiswa seperti Raja Ampat, Wakatobi dan
beberapa daerah pantai yang memiliki keindahan alam. Pada saat seperti inilah
saya secara pribadi mempertanyakan kembali apa niat kita untuk mengikuti KKN
ini? Untuk liburan, mengabdikan diri, atau mengamalkan tri dharma PT atau yang
lainnya? Mereka yang beruntung akan mendapatkan tim dan lokasi yang mereka
inginkan, akan tetapi tidak sedikit yang harus kecewa dan mendapat lokasi KKN
yang tidak seperti mereka inginkan.
Bagi sebagian
mahasiswa yang bidang ilmunya kurang familiar untuk khalayak umum juga akan
mengalami kesusahan. Tapi itu jangan dibuat sebagai sebuah kendala, karena kita
tidak akan tahu seperti apa seseorang itu sebelum kita mengenalnya lebih dekat.
Meskipun dalam pencarian anggota tim tersebut banyak yang mengkhususkan diri, seperti
hanya membutuhkan sebuah prodi tertentu, tetapi sebenarnya sebuah ilmu itu akan
saling mengisi satu dengan yang lain saat kita telah ada di masyarakat. Serta semua
ilmu itu sama pentingnya antara satu dengan yang lainnya. Jadi, janganlah kita
menghakimi sebuah ilmu itu penting atau tidak, mana yang lebih tinggi, atau
sejenisnya. Karena sebenarnya semua ilmu itu sama dan penting. Buat kalian yang
akan KKN jangan minder dengan prodi yang kalian miliki, atau kalian tidak
memiliki keahlian khusus karena yakinlah kalian nanti pasti akan menemukan
sebuah tim yang bisa membuat kalian nyaman. Semangat! 😊
*Kalau kalian mau tahu tentang poster-poster penerima anggota KKN bisa diliat di KKN'ERS UGM 2017 (@kknersugm)
Komentar