Review Film Ode To My Father
Sebuah film Korea yang entah udah sejak kapan ada di leptopku. Akhirnya hari
ini film tersebut berhasil aku nikmati. Boleh dibilang film yang cukup berat, cause film ini menceritakan kehidupan
salah satu keluarga Korea saat perang (sekitar tahun 1950). Dimana mereka yang
berasal dari Hungnam (salah satu kota di Korea Utara saat ini) harus mengungsi
karena perang. Judul asli film ini adalah Gukjesijang (Gukje Market)
sedangkan judul internasionalnya Ode To
My Father. Beberapa penghargaan berhasil diraih oleh film ini salah satunya
dari Festival Film Italia, di negaranya sendiri film ini menjadi film terbaik
dalam penghargaan 52nd Grand Ball Awards.
Film ini dibuka dengan kemunculan pria dan perempuan tua yang sedang duduk di
depan rumah (semacam atap bangunan tinggi pada kebanyakan film/drama Korea). Sang
pria yang alah Deok-soo menceritakan tentang mimpi masa kecilnya kepada
istrinya Young-ja. Dari situlah kisah film ini dimulai, bagaimana Deok-soo bisa
tinggal Busan hingga dia tua.
Dari review yang aku baca di muvila.com film ini memiliki sedikit cerita
yang terkesan dipaksakan. Jika dilihat dari judul internasional yang mereka
pakai, maka film ini seperti sebuah penghormatan untuk seorang ayah. Namun,
dalam filmnya sendiri sosok ayah hanya diceritakan di awal dan akhir cerita. Pada
awal film saat keluarga Deok-soo berangkat mengungsi (lengkap dengan bapak
& ibunya), mereka sama-sama berlari menuju ke pelabuhan dengan penduduk
yang lain. Ketika mereka akan menaiki kapal perang yang membawa pengungsi, sang
adik (Mak-soon) harus terjatuh ke laut. Padahal saat itu ibu dan ayahnya telah
berada di atas kapal perang.
Kemudian sang ayah turun dari kapal perang untuk menyelamatkan adik
Deok-soo. Tetapi ayahnya tertinggal di kapal kayu bersama dengan puluhan
penduduk yang lain karena kapal perang tersebut sudah harus pergi. Sejak saat itulah Deok-soo
dan ibunya harus terpisah dengan sang ayah. Sebelumnya sang ayah berpesan untuk
menunggu di rumah bibinya (Ra Mi-ran) di Bussan. Sang ayah juga berpesan jika
ia tidak kembali maka Deok-soo harus menjaga ibu dan adiknya serta menjadi
kepala keluarga. Pada bagian akhir film, saat Deok-soo telah tua dia teringat
dengan pesan ayahnya dan mengatakan jika dia telah berusaha untuk menjadi
kepala keluarga. Selain itu dia juga berhasil menemukan adiknya kembali melalui
sebuah program acara tv.
Pernikahan Deok-soo dan Young-jaa |
Secara keseluruhan film ini sangat menyentuh. Bagaimana orang-orang harus bertahan
dan mempertahankan diri saat mereka berada dalam keadaan perang. Selain itu
Deok-soo juga mampu menjaga amat ayahnya untuk menunggu hingga dia tua. Hal itu
terlihat dari pendiriannya untuk tidak menjual toko Bibinya, karena toko
tersebut menjadi tujuan ayahnya untuk mencari Deok-soo dan ibunya.
Referensi
http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00073835.htm
http://www.muvila.com/film/review/movie-review-ode-to-my-father-kisah-epik-yang-serba-spektakuler-150302d.html
https://adhityareza.wordpress.com/2015/10/14/ode-to-my-father/
http://entertainment.analisadaily.com/read/para-pemenang-grand-bell-film-awards-2015/190523/2015/11/21
http://www.kapanlagi.com/showbiz/asian-star/selamat-inilah-sederet-pemenang-52nd-grand-bell-awards-a1af9d.html
Komentar