Dalam sebuah perjalanan malam

Pukul 22 lebih sekian menit, dua jam sudah derit besi aku dengar
Derit itulah yang akan menjadi kawanku malam ini
Menghabiskan (hampir) setengah malamku bersamanya
Menyusuri kerlip lampu putih dan kuning, meski aku sadar ntar dimana diriku kini berada

Antara pengharapan dan bukan, tapi ini selalu rindu tuk ku ulangi lagi
Empat bangku saling berhadapan
Mereka menjadi saksi dari banyak cerita yang dibuat manusia
Seperti ceritaku malam ini
Apakah kau penasaran dengan ceritaku?
Ah, jangan pedulikan ceritaku, karena tak ada kisah yang sesungguhnya terjadi

Hanya sebuah gawai, kabel charger, dan sebuah tas berisi penuh sesak barang

Ya...
Inilah yang sejak lama aku inginkan
Sebuah tas punggung dan perjalanan

Kemanakah perjalanan ini bertujuan?
Entahlah, karena aku sendiri tak yakin
Kota itu terlalu sesak jalannya untuk saat ini
Dan aku mulai lelah dengannya yang penuh
Kota yg selalu mereka rindu
Tapi kami tak begitu berharap mereka datang

Dan aku ingin sejenak beristirahat dari kebisingan itu
Meski istrahatku tidak layak untuk dikatakan istrahat
Karena sesungguhnya aku sedang menghampiri sebuah hal
Sesuatu yang tak pernah aku tau kelanjutannya





Gerbong keempat (M.E)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas