Lara

Tiba-tiba hatiku menjadi hampa dan kosong, untuk sekian detik. Seolah ada satu hal yang aku terasa kurang. Rasa apakah itu? Rindukah aku? Rindu dengan apa? Siapa? atau aku rindu dengan tempat? Ah entalah, aku sendiri juga tak tahu harus kemana rindu ini berlabuh. Kepada sore dalam sebuah perjalanan yang pernah dilewati bersama? Kepada dia yang telah menyayangiku? Atau kepada dia yang telah menemukan penyembuh lara hatinya? 
 
Kepada siapapun rindu ini akan sampai, semoga dia berlabuh pada tempat yang tepat.
 
Ya, dia sang lara hati telah tersenyum kembali. Dia telah menemukan senyum itu setelah sempat hilang terambil orang. Lara menemukan seyuman itu dengan penuh perjuangan. Satu tahun dia mencoba mengasingkan diri dari lingkungannya. Mencari dan menyembuhkan lara tersebut pada sebuah tempat yang baru. Bersama orang-orang yang baru pula.
 
Dan lara akhirnya tersenyum kembali.


Lara selalu tersenyum dan menularkan kebahagian kepada orang-orang sekitarnya. Lara sedang menuliskan kembali kisahnya di sebuah lembaran yang baru. Dia menikmati setiap kebersamaan yang tercipta saat ini.


Sakit yang diderita oleh lara saat itu bukanlah sakit yang  pertama. Jauh sebeluhnya lara telah tersakiti. Oleh karenanya lara berusaha untuk terus tersenyum untuk Dia yang disampingnya....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas