Jika Rindu
Kalau kangen jangan lupa cek blogku – 9 September 2018
Mungkin maksud dari pesan itu adalah dia ingin berpamitan
kepadaku. Sebuah pesan untuk selalu menyapa dia melalui tulisan. Ya, sama
seperti biasanya pun jika kami jauh maka tulisan menjadi perantara kami untuk
berkomunikasi. Namun media yang kami gunakan berbeda. Melalu blog hanya saya
yang akan tahu pakah saya sudah mengunjunginya atau belum dan jika saya tidak
mengunjunginya pun dia tidak akan sakit hati.
Kepulanganmu kali ini mungki berbeda dengan biasanya, sebab
kamu tidak akan segera berangkat kembali ke kota ini. Tapi saya mencoba
memaknainya dengan berbeda. Saya mencoba untun memberi pengertian kepada diriku
sendiri jika kamu hanya pulang seperti biasanya dan kami dapat bertemu kembali.
Perjalananmu ke ibu kota bagiku hanya sebatas liburan, seperti kamu hanya pergi
keluar kota pada umumnya. Pun denganku yang juga pulang ke rumah beberapa hari
sebelum keberangkatanmu. Mungkin Tuhan memang tak mengingikan kita untuk
mengucapkan selamat tinggal secara lamgsung.
Lalu saya juga memberikan pengertian kepada diri ini jika
kamu di rumah maka aku akan tetap dapat dekat dengamu saat akupun di rumah.
Katamu saat itu, perjalanan rumah kita dapat ditemput dalam tiga jam. Bukan
waktu yang lama jika dibandingkan dengan perjalanan kita ke kota ini. Saat ini
ketika saya di kota ini, bagiku kamu hanya bulang sebentar seperti biasanya.
Sudut ruangan tiga kali tiga |
Blog mungkin bukan satu-satunya cara saya untu melepas rindu
kepadamu. Sebab ruangan tiga kali tiga itu masih siap menerimaku. Aromamu masih
tertinggal di setiap sudut ruangan itu. Barang-barangmu masih di sana, Mungkin
tidak serapi ketika kamu ada tapi cukup untuk tetap merasakan kamu pernah ada
di sana. Tak ada yang akan menyetrika ditengah panas siang hari, tak ada yang
akan bingung dengan tumpukan baju kotor dan tak ada yang resah saat ruangan itu
sedikit berantakan.
Masih jelas dalam ingatanku, kos kawan inilah yang saya
kunjungi pertama kali setelah secara resmi menjadi mahasiswa di sini. Mungkin
dari sanalah kebersamaan kita mula tumbuh. Lalu berkembang hingga saat ini. Dan
pada akhirnya tetap harus ada yang berpiindah tempat duluan, entah itu saya atau
kamu.
Tanaman-tanaman titipan |
Komentar