Hujan Sekian Belas Jam (3)


Hujan yang turun dari pagi hingga malam mungkin sudah tidak mengejukkanku. Hujan banyak diartikan sebagai rejeki atau berkah bagi sebagian orang. Lalu bagaimana jika hujan turun selama satu hari? Bukan dari pagi hingga sore atau malam tapi dari pagi sampai pagi lalu bertemu pagi lagi. Mungkin bakal banyak orang yang jengkel karena aktivitas mereka terganggu. Begitupun denganku saat hujan turun dari pagi hingga pagi selama beberapa hari. Semua aktivitas terasa lumpuh dan tidak ada satu halpun yang dapat dilakukan selain berkutat di dalam rumah.
Seperti itulah awal kedatanganku di lokasi KKN, sore itu hujan turun rintik-rintik, tidak begitu deras tapi cukup untuk sekedar membuat bajumu basah saat berjalan. Berharap esok akan bertemu matahari addalah doa yang selalu diucap setiap dari kami selama hampir satu pekan. Memang hujan tidak turun sederas hari ini, tapi efek yang ditimbulkan bisa berkali-kali lebih malas dari hari ini.
Setelah dua hari berdiam diri di rumah, akhirnya kami memutuskan untuk keluar rumah meskipun tetesan air hujan masih terasa. Dinginnya kabut sanggup membuat dari kami harus melapisi tubuh dengan baju hangat. Meskipun kami berjalan dan tubuh akan terasa panas, dingin masih tetap mampu meresap dalam kulit.
Setelah sepekan, matahari mulai menunjukkan dirinya. Hanya butuh waktu dua minggu sampai air hujan turun kembali selama satu pekan kembali kurang lebih. Lalu siklus kehidupan kami seolah lumpuh kembali serta tidak bisa beraktivitas secara bebas di luar rumah. Saat pagi datang dengan sinar mataharinya yang sampai di halaman itu adalah sebuah kebahagian. Kami dapat melakukan aktivitas di luar rumah, mencuci baju tanpa takut tidak kering, dan jalanan yang tidak becek serta tanah yang tidak menempel di alas kaki.
Foto diambil sekitar setengah dua belas siang di sekitar pondokan KKN
Saat itu belum waktunya musim hujan tiba, akan tetapi hujan yang ‘datang dari arah timur’ menurut penduduk lokal akan dibawa oleh awan selama beberapa hari. Jika hujan telah turun maka perlu waktu minimal satu minggu hingga dua minggu sampai matahari muncul dan bersinar dari pagi hinga sore. Kabut yang sampai tanah adalah makanan sehari-hari ketika hujan datang. Namun, kabut itu tidak dapat aku temukan saat hujan menguyur di sini.
Berita tentang banjir, longsor, genangan di beberapa titik, pohon tumbang dan jembatan yang patah menjadi akibat dari hujan selama beberapa hari ini. Sistem transpotasi juga mengalami gangguan. Seperti kereta api, beberapa saat yang lalu longsor terjadi di Jawa Barat. Jadwal keberangkatan kereta api mengalami gangguan. Tidak tau pastinya berapa jadwal yang mengalami gangguan, tapi hal itu cukup untuk membuat pengelola kereta api mengeluarkan pengumuman pengembalian tiket bagi mereka yang sudah tidak sabar menunggu kereta datang (merasa dirugikan). Berselang beberapa hari, kereta api mengalami gangguan karena banjir. Terdapat jadwal keberangkatan yang harus diputar jalur ke kota lain. Dan sore ini ada kabar terjadi longsor lagi di sekitar jalur kereta api.
Jika aku masih di tempat KKN mungkin bukan kabar kereta api yang aku dengar tapi mobil atau truk yang terguling karena jalanan licin dan menanjak. Hujan beberapa hari ini terjadi karena adanya badai cempaka di perairan selatan Jawa. Badai ini menyebabkan belokan angin dan meningkatnya pertumbuhan awan hujan di atas DIY (sumber BMKG Yogyakarta). Seperti ini ya rasanya jika ada berita badai di luar negeri dan memaksa penduduknya untuk tetap beraktivitas di dalam rumah, hmm....

 
Foto diambil sekitar setengah dua belas siang dan kabut masih tampak


Foto diambil sekitar jam empat sore. Tidak ada bedanya antara siang dan sore :-D


Suasana di jalan waktu hujan dan kabut. Foto diambil sekitar jam satu siang
Dalam Gambar Imelda bersama penduduk lokal


Jalanan setelah hujan

Salah satu jalan kampung setelah hujan turun


Yah, sandalku kotor :-( . . .
Foto oleh Amalia Dina
Dalam gambar Amalia Dina

















Jarak pandang ketika kabut, foto diambil sekitar jam empat sore


Jalan putus akibat longsor sejak awal tahun 2016

Inilah pemandangan ketika cerah dan matahari sedang bersahabat






NB : Foto-foto yang ada dalam postingan ini diambil oleh beberapa orang, karena keterbatasan daya ingat maka penulis ucapkan terimakasih kepada Amalia, Denny, Imelda, dan Putri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas