Hujan yang turun dari pagi hingga malam mungkin
sudah tidak mengejukkanku. Hujan banyak diartikan sebagai rejeki atau berkah bagi
sebagian orang. Lalu bagaimana jika hujan turun selama satu hari? Bukan dari
pagi hingga sore atau malam tapi dari pagi sampai pagi lalu bertemu pagi lagi.
Mungkin bakal banyak orang yang jengkel karena aktivitas mereka terganggu. Begitupun
denganku saat hujan turun dari pagi hingga pagi selama beberapa hari. Semua
aktivitas terasa lumpuh dan tidak ada satu halpun yang dapat dilakukan selain
berkutat di dalam rumah.
Seperti itulah awal kedatanganku di lokasi KKN,
sore itu hujan turun rintik-rintik, tidak begitu deras tapi cukup untuk sekedar
membuat bajumu basah saat berjalan. Berharap esok akan bertemu matahari addalah
doa yang selalu diucap setiap dari kami selama hampir satu pekan. Memang hujan tidak
turun sederas hari ini, tapi efek yang ditimbulkan bisa berkali-kali lebih
malas dari hari ini.
Setelah dua hari berdiam diri di rumah, akhirnya
kami memutuskan untuk keluar rumah meskipun tetesan air hujan masih terasa. Dinginnya
kabut sanggup membuat dari kami harus melapisi tubuh dengan baju hangat. Meskipun
kami berjalan dan tubuh akan terasa panas, dingin masih tetap mampu meresap
dalam kulit.
Setelah sepekan, matahari mulai menunjukkan
dirinya. Hanya butuh waktu dua minggu sampai air hujan turun kembali selama
satu pekan kembali kurang lebih. Lalu siklus kehidupan kami seolah lumpuh kembali
serta tidak bisa beraktivitas secara bebas di luar rumah. Saat pagi datang
dengan sinar mataharinya yang sampai di halaman itu adalah sebuah kebahagian. Kami
dapat melakukan aktivitas di luar rumah, mencuci baju tanpa takut tidak kering,
dan jalanan yang tidak becek serta tanah yang tidak menempel di alas kaki.
|
Foto diambil sekitar setengah dua belas siang di sekitar pondokan KKN |
Saat itu belum waktunya musim hujan tiba, akan
tetapi hujan yang ‘datang dari arah timur’ menurut penduduk lokal akan dibawa
oleh awan selama beberapa hari. Jika hujan telah turun maka perlu waktu minimal
satu minggu hingga dua minggu sampai matahari muncul dan bersinar dari pagi hinga
sore. Kabut yang sampai tanah adalah makanan sehari-hari ketika hujan datang. Namun,
kabut itu tidak dapat aku temukan saat hujan menguyur di sini.
Berita tentang banjir, longsor, genangan di
beberapa titik, pohon tumbang dan jembatan yang patah menjadi akibat dari hujan
selama beberapa hari ini. Sistem transpotasi juga mengalami gangguan. Seperti
kereta api, beberapa saat yang lalu longsor terjadi di Jawa Barat. Jadwal
keberangkatan kereta api mengalami gangguan. Tidak tau pastinya berapa jadwal
yang mengalami gangguan, tapi hal itu cukup untuk membuat pengelola kereta api
mengeluarkan pengumuman pengembalian tiket bagi mereka yang sudah tidak sabar menunggu
kereta datang (merasa dirugikan). Berselang beberapa hari, kereta api mengalami
gangguan karena banjir. Terdapat jadwal keberangkatan yang harus diputar jalur
ke kota lain. Dan sore ini ada kabar terjadi longsor lagi di sekitar jalur
kereta api.
Jika aku masih di tempat KKN mungkin bukan kabar
kereta api yang aku dengar tapi mobil atau truk yang terguling karena jalanan
licin dan menanjak. Hujan beberapa hari ini terjadi karena adanya badai cempaka
di perairan selatan Jawa. Badai ini menyebabkan belokan angin dan meningkatnya
pertumbuhan awan hujan di atas DIY (sumber BMKG Yogyakarta). Seperti ini ya
rasanya jika ada berita badai di luar negeri dan memaksa penduduknya untuk
tetap beraktivitas di dalam rumah, hmm....
| | | | | |
Foto diambil sekitar setengah dua belas siang dan kabut masih tampak |
|
|
|
|
Foto diambil sekitar jam empat sore. Tidak ada bedanya antara siang dan sore :-D |
|
|
|
Suasana di jalan waktu hujan dan kabut. Foto diambil sekitar jam satu siang Dalam Gambar Imelda bersama penduduk lokal |
|
Jalanan setelah hujan |
|
Salah satu jalan kampung setelah hujan turun
|
|
Yah, sandalku kotor :-( . . . Foto oleh Amalia Dina Dalam gambar Amalia Dina |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Komentar