Marlina Si Pembunuh Empat Babak

https://www.nontoners.com/wp-content/uploads/2017/04/Foto-Marlina-Cannes.jpeg
Sumber https://www.nontoners.com/wp-content/uploads/2017/04/Foto-Marlina-Cannes.jpeg


Judul : Marlina Si Pembunuh Empat Babak
Sutradara : Mouly Surya
Durasi : 1 jam 30 menit

 
 Hujan turun dengan santai selama beberapa jam sore ini. Hati semakin malas untuk beranjak keluar terlebih kendaraan sedang tidak ada. Tapi apalah daya, janji tetap harus ditepati. Mungkin aku yang kemarin-kemarin paling ngeyel buat nonton film ini. Tidak mau terulang kembali kejadian seperti yang dulu, saat film Salawaku tayang di bioskop dan hanya tayang selama kurang lebih seminggu. Saat itu karena satu dan lain hal yang membuatku tidak dapat segera ke bioskop, hingga akhirnya penyesalan datang.

Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak mulai tayang di bioskop komersil sejak Kamis, 16 November 2016. Akan tetapi aku sudah memasukkan film ini dalam daftar tontonku sejak diselenggarakannya Festival Film Cannes (sekitar bulan Mei). Siapa sih yang gak bangga sama film anak negeri yang bisa masuk festival internasional? Lalu aku pun penasaran seperti apa cerita yang diangkat. Selain Cannes, film ini juga sudah mengikuti festival di Melbourne Film Festival 2017, Toronto International Film Festival 2017. Kebanyakan film-film yang mengikuti festival adalah film-film dengan cerita yang sarat akan isu sosial, kemanusian, budaya, kritik ya kurang lebih seperti itu lah, kalau pun itu tentang drama percintaan, cara pengemasannya juga berbeda. Dimana film-film yang mengikuti festival ini biasanya diproduksi secara indie. 

Mungkin artikel tentang film Marlina Si Pembunuh Empat Babak sudah banyak yang menuliskannya. Tapi menurutku film ini memang agak cukup berat untuk mereka yang kurang tertarik dengan isu-isu sosial. But, aku tetap berusaha untuk dapat menikmati jalan cerita yang disuguhkan oleh Mouly Surya. Pemandangan alam Sumba yang dihadirkan cukup memberikan obat rindu padaku tentang NTT. Beberapa penggambaran menurut ku terkesan sedikit berlebihan, namun benar adanya. Banyak daerah di Indonesia yang sudah mendapat perkembangan teknologi namun akses mereka untuk menuju suatu wilayah masih susah. Dalam film ini terlihat dari susahnya masyarakat untuk menunggu angkutan umum, mereka harus menunggu selama satu jam agar dapat menaiki angkutan umum selanjutnya. Seperti yang dituliskan oleh Ayomi Amindoni di BBC tentang Wawancara Mouly Surya: Ironi kultur dalam Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak

Film ini memunculkan berbagai kontradiksi, seperti ketika Marlina dengan mudahnya menghubungi Novi via telepon gengam, tapi butuh waktu berjam-jam untuk mencapai kantor polisi. Atau Marlina dtampilkan sebagai sosok lone wolfyang pendiam, tapi sekelilingnya penuh dengan 'kebisingan'.
Kurang lebih begitu.
Menurut saya itu memang potret masyarakat kita sekarang, terutama di Indonesia. Semua orang punya smartphone, tapi akses masih sangat sulit. Di Sumba sendiri itu, ketika saya kesana, ada sinyal 4G, tapi cari air itu susah.
Ada banyak kontradiksi di masyarakat-masyarakat kita dan memang kebetulan saya memang dalam pembuatan film saya suka menunjukkan kontradiksi-kontradiksi itu, seperti ada kematian dan kelahiran di satu ruangan yang sama.

Film ini banyak menjadikan tentang kontradiksi kehidupan yang ada di masyarakat. Terutama yang ada di wilayah-wilayah Indonesia terluar. Dalam film ini juga diperlihatkan masih banyaknya keterbatasan masyarakat untuk mengakses kesehatan karena jauh dari tempat tinggal. Satu hal yang cukup manarik adalah film ini diproduksi dengan bekerja sama dari beberapa negara diantaranya dari Prancis, Malaysia, Singapura, dan Thailand). Guna mendapatkan pendanaan film ini juga melakukan picthing forum adalah tempat di mana pembuat film dan calon investor bertemu. Biasanya proses ini dilakukan dalam festival film atau forum terpisah (Empat Fragmen Pembalasan Dendam Marlina)
 

Musik
Saat aku membaca kredit title dibagian musik, aku merasa sedikit familiar dengan judul lagu yang digunakan untuk film ini. Judulnya ‘Lazuardi’, setelah aku cari lagi di Youtube ternyata lagu ini sudah dikeluarkan di Youtube sejak awal bulan November dan aku sudah sempat mendengarkan wkwkwk, pantesan merasa gak asing dengan judul lagunya.


 
Sumber : Folkslokal



Beberapa artikel berita tentang Film Marlina Si Pembunuh Empat Babak
  1. Wawancara Mouly Surya: Ironi kultur dalam Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak
  2. Ulasan Film: 'Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak'  
  3. Marlina si Pembunuh dari Pandangan Mouly Surya
  4. Di Balik Soundtrack 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak'
  5. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak Diiringi "Lazuardi" 
  6. Cholil Mahmud Isi Soundtrack Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak 
  7. Empat Fragmen Pembalasan Dendam Marlina 
  8. Perjalanan Perempuan yang Diperkosa Lewat Mata Marlina

Trailer


Sumber : cinesurya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas