Sepenggal kisah dari buku Sai Rai
Tulisan ini lebih dulu diposting pada aku instagram saya
”Sudah kubilang
di sini benda-benda seperti itu sama sekali tak bermakna. Ini adalah area hutan
adat, sangat dikeramatkan. Karena kau belum mminta izin sewaktu ke sini jadi
kau belum diterima secara adat. Semua yang kelihatan maupun tidak kelihatan,
menganggap kau orang asing. Dan segala yang asing di tempat ini adalah nihil.”
.
Kau menekan-nekan
lagi kamera itu seperti tak percaya dan ketidakpercayaan itu berakhir pada
titik yang sama sekali kosong. Kau membayangkan rupa para bidadari yang kau
temui kemarin dan benar saja semuanya nihil dalam benda modernmu itu. Kau
menggigit bibir, jadi murung yang bergantung-gantung di kantong matamu.
.
“Tapi, aku
bertemu empat orang kampung sebelum tiba di danau kemarin sore. Aku sudah beri
tahu mereka.”
.
“Kau harus paham.
Kemarin adalah hari pantang bagi kami untuk beraktivitas di kebun. Ada saatnya
roh alam berkeliling hutan dan kebun untuk memberi kesuburan dan kelimpahan.
Oleh karena itu, kami berdiam di rumah seharian penuh.”
.
“Lalu siapa
lelaki itu ... dan siapa tiga perempuan itu?”
.
Lelaki itu tertawa lagi.
Lelaki itu tertawa lagi.
.
“Mereka arwah
dari puncak Gunung Purba. Mereka yang menjaga hutan dan kebun kami.” Kakek itu
menunjuk sekenanya ke arah Utara.
.
Kau terdiam lama
sekali.
.
(Dicky Senda.
2017. Sai Rai. Hal 28-29)
-------------------------------
Membaca bagian
cerita ‘Sutradara yang Memainkan Sendiri Filmnya’ mengingatkan akan perjalanan
untuk dapat sampai di danau ini. Perjalanan yang dimulai dari perkampungan,
kebun warga, hutan (entah itu adat atau bukan), lalu sampailah pada Batu Besar (mungkin
dalam penggalan cerita di atas disebut sebagai Gunung Purba, jika saya salah
tolong dibenarkan). Perjalanan pun berlanjut menuju danau dengan terlebih
dahulu melewati sungai dan hutan (sebut sajalah begitu).
.
Uis Neno mungkin
telah merestui kami (aku dan beberapa teman) untuk melakukan segala kegiatan di
sana. Karena kami masih dapat membawa pulang dan menyimpan bergiga-giga foto
dan video dari sekitar Batu Besar itu berada. Kami pun masih dapat membagikan
foto-foto tersebut diberbagai media sosial yang kami miliki, seperti salah
satunya foto ini hehehe. Aku percaya segala hal dimulai dengan niat baik maka
akan dimudahkan jalannya.
Sumber |
Komentar