Tugas Akhir Semester Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Perpusputakaan Idaman
Tugas Akhir Semester
Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan
Perpusputakaan
Idaman
Immas Putri A
14/363546/SA/17317
Antropologi Budaya
14/363546/SA/17317
Antropologi Budaya
Yogyakarta
2015
Prakata
Puji syukur Penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Perpustakaan
Idaman”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas C di Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Gadjah Mada.
Terima kasih tidak
lupa penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
penulisan selanjutnya yang lebih baik.
Semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Yogyakarta, Juni 2015
Penulis
Daftar Isi
Prakata.....................................................................................................................
1
Daftar
Isi ................................................................................................................. 2
Pengertian
Ketidaknyamanan ................................................................................. 3
Bentuk
Ketidaknyamanan ...................................................................................... 4
Ususlan
Solusi ........................................................................................................ 7
Penutup
................................................................................................................... 10
Daftar
Pustaka ........................................................................................................ 11
Pengertian
Ketidaknyamanan
Ketidak
nyamanan berasal dari kata ‘tidak’ dengan ‘nyaman’ yang mendapat imbuhan ke-an.
Kata ‘tidak’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online yang mengacu pada
KBBI Daring (dalam jaringan) Edisi III merupakan adverbia yang memiliki arti
partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan, penyangkalan dsb; tiada.
Sedangkan kata ‘nyaman’dalam KBBI versi online memiliki dua arti, pertama
secara adjetiva yaitu segar; sehat, sedangkan arti yang kedua sedap; sejuk;
enak. Jika kedua kata itu digabungkan dan mendapat imbuhan ‘ke-an’ yang
kemudian berubah menjadi kata sifat maka kurang lebih artinya dapat menjadi ‘sesuatu
yang membuat orang menjadi tidak enak’.
Jadi
ketidaknyamanan itu lebih kepada suasana yang ada pada suatu lingkungan. Dimana
kita sedang berada saat itu. Nyaman atau tidaknya kita pada suatu lingkungan
juga bergantung pada emosi yang ada pada diri kita. Contohnya saja saat kita
sedang berada di kantin dan suasana yang ada disana sepi itu malah terasa
aneh. Kantin umumnya adalah tempat yang ramai, gaduh, banyak orang bercerita di
sana-sini. Maka, nyaman atau tidaknya seseorang berada pada suatu tempat itu
bergantung pada lingkungan, emosi, dan suasana yang sedang terjadi.
Bentuk Ketidaknyamanan
Perpustakaan
merupakan suatu tempat yang memiliki berbagai koleksi buku, jurnal, majalah,
dan sebagainya.Dengan seiring kemajuan zaman perpustakaan pun dituntut untuk
dapat mengalami perubahan. Perpustakaan yang dulunya hanya memiliki koleksi buku-buku, saat
ini perpustakaan setidaknya juga harus mampu memberikan fasilitas yang membuat
pengunjung dapat mencari informasi yang tidak ada di ruang perpustakaan itu. Salah
satunya adalah melalui penyediaan fasilitas internet dengan menggunakan kabel
ataupun tidak.
Menurut
Sutarno NS (dalam Riadi 2012) terdapat sebelas jenis perpustakaan yaitu
1. Pepurtakaan
Nasional RI
2. Badan
Perpustakaan Daerah
3. Perpustakaan
Umum
4. Perpustakaan
Perguruan Tinggi
5. Perpustakaan
Sekolah
6. Perpustakaan
Khusus
7. Perpustakaan
Lembaga Keagamaan
8. Perpustakaan
Internasional
9. Perpustakaan
Kantor Perwakilan Negara-negara Asing
10. Perpustakaan
Pribadi atau Keluarga
11. Perpustakaan
Digital
Pada
tulisan ini penulis ingin membahas mengenai perpustakaan yang terdapat di
perguruan tinggi khususnya perpustakaan yang ada di fakultas. Universitas
Gadjah Mada sebagai salah satu universitas terbesar yang ada di Indonesia
tentunya memiliki banyak koleksi buku-buku yang diperuntukan bagi mahasiswa
maupun civitas akademika yang lain. Koleksi buku-buku itu tersimpan di
tingkat universitas, fakultas, dan jurusan.
Fakultas
Ilmu Budaya sebagai salah satu fakultas yang memiliki jumlah jurusan yang
banyak tentunya mempunyai koleksi yang tidak sedikit dari setiap
jurusannya. Perpustakaan fakultas dibantu dengan perpustakaan jurusan dalam
menyimpan koleksi buku-buku yang ada. Salah satu fasilitas yang terdapat di
dalam perpustakaan fakultas ini adalah adanya bangku dan meja yang diperuntukan
bagi para pembaca. Semenjak dilakukan renovasi beberapa saat yang lalu lantai
satu perpustakaan FIB semakin banyak memiliki tempat yang dapat digunakan untuk
membaca.
Ruangan
yang semakin luas dan lebih terang dengan adanya jendela besar di sebelah utara
menanbah kenyamanan kita saat berada di perpus FIB. Dua set kursi berukuran
besar yang berada di ujung timur dan barat sebelah utara sangatlah menarik
untuk digunakan membaca. Akan tetapi jika kalian ingin fokus dalam membaca
sebaiknya mencari tempat duduk yang sendiri-sendiri bukan di kursi itu. Karena
biasanya yang menggunakan tempat itu adalah mereka yang sedang berdiskusi. Namun,
saya rasa tempat tersebut juga kuurang tepat. Jika disediakan ruang diskusi
sebaiknya ruang diskusi tersebut tertutup dan terpisah. Sehingga pengunjung
lain yang ingin membaca tidak terganggu.
Suatu
ketika penulis ingin ke perpustakaan untuk membaca materi perkuliahan. Dalam
bayangan penulis di perpustakaan tempatnya sepi lebih mudah untuk
berkonsentrasi dan lebih dingin karena terdapat AC. Awalnya penulis menemukan
tempat kosong yang dapat digunakan untuk membaca di sisi selatan. Namun, karena
meja yang terlalu tinggi sehingga membuat penulis kurang nyaman akhirnya
penulis mencari tempat kosong yang lain.
Akhirnya
penulis menemukan satu tempat kosong di sofa yang saling berhadapan. Kemudian
penulis memutuskan untuk berpindah tempat membaca di situ dengan pertimbangan
lebih terang dan bangkunya dapat digunakan untuk bersandar. Di depan penulis
ada dua orang juga yang sedang membaca. Awalnya penulis tidak begitu
memperhatikan kedua orang tersebut. Hingga mereka pada akhirnya berdiskusi
mengenai suatu hal yang penulis kurang ketahui. Memang tidak salah ketika mereka
berdiskusi di perpustakaan. Namun, perhatikan apakah disekitarnya ada orang
lain atau tidak.
Semua
orang yang sedang berada di perpustakaan saya pikir menginginkan ketenangan,
tempat yang bisa membuat berkonserntrasi, nyaman, tidak gaduh, tidak ramai dan
sebagainya. Karena pada dasarnya perpustakaan memang diperuntukan bagi mereka
yang ingin membaca dan membutuhkan konsentrasi.
Disisi
lain bangunan perpustakaan FIB yang berada di gedung B dimana selasar gedung B
biasanya sering digunakan untuk pameran atau berjualan buku, tempat nongkrong
mahasiswa, juga sedikit banyak menganggu kenyaman bagi orang-orang yang ada di
dalam perpustakaan. Kegaduhan dan keramaian yang ditimbulakn dari luar ruangan
tersebut sampai ke dalam area perpustakaan.Entah secara sadar atau tidak mereka
yang berada di luar tersebut membuat orang yang didalam kurang nyaman.
Kursi
baca yang disediakan memang berada di tepi-tepi ruang perpustakaan atau di
dekat jendela. Karena keberadaannya yang ditepi tersebutlah yang menyebabkan
polusi suara dengan cepat dapat sampai pada ruang baca. Selain itu jumlah kursi
baca yang tidak sesuai dengan tinggi meja juga menjadikan kurang nyaman. Jumlah
kursi yang disediakan saya rasa juga masih kurang. Terlebih pada minggu ujian
karena pada saat itu biasanya banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan.
Usulan Solusi
Perpustakaan
sebagai salah satu tempat membaca yang diperuntukan bagi mereka yang
menginginkan adanya ketenangan, kenyamanan, dan konsentrasi haruslah memberikan
kenyamanan bagi para pengunjung. Akan tetapi karena adanya berbagai keterbatasan
yang ada, perpustakaan masih belum mampu memberikan beberapa hal diatas. Seperti
permasalahan yang dialami oleh penulis di atas, maka akan lebih baik jika perpustakaan
menyediakan ruang diskusi tersendiri yang letaknya sedikit lebih jauh dari ruang
baca yang digunakan oleh pengunjung.
Ruang
diskusi tersebut dapat terdiri dari beberapa kursi dan meja yang ditata
sedemikian hingga sehingga dapat digunakan oleh pengunjung untuk berdikusi
dengan jumlah orang minimal dua dan maksimal enam atau delapan orang. Sedangkan ruang
diskusi juga ada yang tertutup. Ruang diskusi ini biasanya kedap suara sehingga
tidak mengganggu pengunjung yang sedang membaca. Untuk ruang diskusi yang kedap
suara ini biasanya dapat menampung orang lebih banyak orang dibandingkan dengan
ruang diskusi yang terbuka.
|
Ruang baca lebih terbuka namun terdapat pembatas
antar muka Sumber https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwDbpYC_P9SNPF84OoeP2ukPBy8A_J3G20aSfUUvmpZIIJ4xQWheqJbzUyZ2gOjXT4CE3Jdt7_seE9ZSw-EV7VsQ5K5GRFLElCl4-UyVJFrWq5fhszIJ8bzi5bJYHiffCTwTDn-PYqtPs/s1600/DSC_1098.jpg |
Itulah
beberpa contoh tata ruang di perpustakaan khususnya untuk ruang baca dan ruang
diskusi. Kebanyakan perpustakaan yang besar akan menyediakan ruang diskusi yang
terpisah dengan ruang baca. Sehingga tidak saling menggangu satu sama lain.
Memindahkan
bangku-bangku hitam di dekat perpustakaan sebelah selatan memang bukan ide yang
bagus.Karena bangku-bangku hitam itu juga diperuntukan bagi mahasiswa yang
ingin menggunakan fasilitas internet dari kampus terlebih dengan adanya colokan
disekitar situ semakin menarik para mahasiswa untuk melakukan aktivitas di
situ. Akan tetapi untuk kegiatan bazar buku akan lebih baik jika tidak di
tempat itu. Hal itu untuk mengurangi kegaduhan yang dapat ditimbulkan ketika
sedang berjualan.Peringatan dari pihak fakultas saya rasa itu lebih tepat.Selain
itu kesadaran dari para mahasiswa yang berada di sekitar perpustakaan FIB untuk
tidak membuat keramaian juga sangat diperlukan.Apabila ingin menjadikan
perputakaan itu lebih nyaman maka dapat mengganti kaca-kaca yang ada dengan
kaca kedap suara.
Penutup
Perpustakaan
memang sudah seyogyanya menjadi tempat yang nyaman untuk membaca. Keberadaan
ruang diskusi khusus juga sangat membantu para pengunjung yang ingin melakukan
diskusi dengan teman-temannya, baik diskusi yang bersifat formal maupun
informal. Dengan keberadaan ruang diskusi yang terpisah saya rasa dapat menunjang
aktivitas mahasiswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Selain itu dengan
menggunakan kaca kedap suara juga dapat mengurangi polusi suara yang
ditimbulkan dari luar ruangan.Sehingga para menggunjung yang berada di
perpustakaan tidak terganggu.
Daftar Pustaka
Anonim. Pengertian, Tujuan, dan
Peran Perpustakaan. [Online]. Tersedia: http://www.bpkp.go.id/pustakabpkp/index.php?p=pengertian,%20tujuan
[16 Juni 2015].
Anonim.Perpustakaan.[Online].
Tersedia: http://fib.ugm.ac.id/main/perpustakaan [16 Juni 2015].
Hardiningtyas, T. 2008. Mengerti
Perpustakaan (Perpustakaan Perguruan Tinggi). [Online]. Tersedia:
http://pustaka.uns.ac.id/include/inc_print.php?nid=78 [16 Juni 2015].
Kamus Besar Bahasa
Indonesia.[Online]. Tersedia:http://kbbi.web.id/nyaman [18 Juni 2015].
Kamus Besar Bahasa
Indonesia.[Online]. Tersedia:http://kbbi.web.id/tidak [18 Juni 2015].
Riadi, M. 2012. Pengertian, Jenis
dan Tujuan Perpustakaan.[Online]. Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2012/11/perpustakaan.html [16 Juni 2015].
Saputro, R. F. Menuju Perpustakaan
Ideal Sebuah Pepustakaan yang Memperdayakan.[Online]. Tersedia: http://www.bpkp.go.id/pustakabpkp/index.php?p=perpus
takaan %20ideal [21 Juni 2015].
Saputro, S. 2014. Perpustakaan
Sebagai Ruang Diskusi. [Online]. Tersdia: http://steven
quantum.com/index.php/news/pendidikan/173-perpustakaan-sebagai-ruang-diskusi
[21 Juni 2015].
Gambar
Anonim.Perpustakaan.[Online]. Tersedia:
http://www.del.ac.id/?page_id=146 [21 Juni 2015].
Aozora.2015. Mari Berwisata edukasi
ke Perpustakaan Soeman HS.[Online].
Tersedia:http://aozorahime.blogspot.com/2015/04/mari-berwisata-edukasi-ke-perpustakaan.html
[21 Juni 2015].
Komentar