Selamat Datang Di Jogja (yang katanya nyaman)

Akhirnya hujan turun juga hari ini, setelah beberapa hari cukup cerah dan terik. Matahari pun tenggelam cukup malam tiga hari terakhir ini. Beruntung lah kalian yang dapat menikmatinya di spot yang cantik. Beruntung juga kalian yang bisa menikmati kota wisata ini (katanya) tanpa terkena air hujan sedikit pun. Tapi perjalanan akan terasa membosankan jika semuanya berjalan dengan normal dan indah. Aku hanya mengikuti perjalanan dua dari tujuh hari (semoga tidak lebih) yang kalian lewati. Aku percaya itu adalah sebuah perjalanan yang sangat melelahkan (kalau aku sih lebih milih jalan sendiri haha), tapi itulah yang namanya sebuah perjalanan bersama. Kalian dapat memiliki sebuah cerita yang nantinya suatu saat dapat menjadi bahan ejekan. Bukan hanya ejekan sih, kalian juga punya sebuah kisah yang nanti bisa kalian bagi untuk pasangan dan anak-anak kalian.
Hanya satu yang sadar kamera
Aku ingin mengucapkan selamat datang di kota wisata ini (kota yang katanya nyaman). Mungkin kata nyaman memang disandang kota ini beberapa tahun yang lalu, percayalah semua dapat berubah dengan seiring perkembangan. Kota ini mulai dipenuhi bangunan-bangunan tinggi yang penuh saat musim libur tiba, seperti yang kalian rasakan saat mencari tempat untuk sekedar beristirahat. Namun, semua bangunan kamar itu akan kosong dalam satu bulan setengah lagi. Lalu akan penuh kembali enam bulan yang akan datang. Para pendatang musiman itu juga menyumbang kesesakan di jalanan, sehingga kota ini seolah tidak berbeda dengan kota-kota metropolitan. Ah, kok aku jadi nyinyirin kota ini sih, padahal kan aku mau nulis tentang kalian hehe.
Aku yakin rencana perjalanan kalian ini sudah muncul sejak lama, tapi pemilihan waktunya saja yang kurang tepat. Sehingga banyak hal yang seharusnya dapat kalian nikmati dengan sangat terpaksa terlewatkan. Aku (sebagai tuan rumah) merasa sangat-sangat menyesal masih belum bisa menjamu dengan baik. Mengajak kalian menikmati kota ini tidak seperti wisatawan yang lain. Kopi jos, angkringan, dinginnya Kaliurang, dan kawasan pedesaan Gunung Kidul belum sempat aku tunjukkan pada kalian. Kraton, taman sari, museum, teater, dan berbagai acara-acara seni budaya yang ada hampir setiap bulan juga belum dapat aku tunjukkan pada kalian.
Garis imajiner Tugu, Kraton, Pantai selatan
Aku berharap kalian tidak menyesal telah datang ke Jogja dan menemukan kemacetan serta teriknya sinar matahari. Kota yang nyaman ini terkadang bisa berubah menjadi sangat-sangat kejam. Tapi entah kenapa kota ini sering membuat banyak orang rindu untuk kembali. Semoga kalian juga menyimpan rindu untuk kembali ke kota ini. Kota yang membuat kalian berpikir dengan keras mana utara, selatan, barat dan timur. Gunung Merapi sebagai patokan utara akan tidak terlihat di malam hari. Namun, jika kalian beruntung dan cuaca sedang bersahabat, kalian bisa melihatnya dari jembatan tengah kota. Maafkan aku juga yang tidak bisa membawa kalian melewati jembatan Sayidan. Dari jembatan inilah kita bisa melihat ‘Bangunan Gothik’, tapi sesungguhnya itu dulu adalah bangunan tempat tinggal yang tidak selesai dibangun lalu bersengketa.
Banyaknya tempat wisata di Jogja memang tidak dapat diragunakan, tapi jarak antara satu dengan yang lainnya bisa membuat orang sakit punggung selama perjalanan. Di tengah kotapun untuk mengakses satu destinasi dengan destinasi lainnya harus memikirkan transpotasi apa yang cocok untuk digunakan. Oke lah, menggunakan becak, tapi itu juga harus kita pikirkan ulang saat kita melakukan perjalanan rame. Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, Titik 0 KM, BI, Kantor Pos, BNI, Kraton, Taman Sari memang terlalu menarik untuk dikunjungi sekali jalan, waktu untuk berkunjungnya tidak seragam. Pasar Beringharjo, Kraton dan Taman Sari adalah destinasi yang harus kita kunjungi dibawah jam tiga sore. Sedangkan titik 0 KM, BI, Kantor Pos, dan BNI adalah destinasi malam bahkan tengah malam. Keindahan spot tersebut akan dapat kalian temukan saat wisatawan sudah mulai sedikit. Ah ya, Tugu Yogyakarta atau Tugu Pal Putih, ini juga tidak afdol jika tidak dikunjungi saat di jogja. Tapi Percayalah itu susah dikunjungi dalam sekali parkir. Meskipun ke semua destinasi ini berada di satu garis lurus.

Full team, tapi spot kurang pas
Ah, aku terlalu banyak nyinyirin kota ini lagi hahaha. Aku berterimakasih sudah bisa menjadi bagian dari liburan kalian selama dua hari di sini. Maafkan aku jika selama dua hari banyak membuat kalian bingung, jengkel, dan sebal gara-gara diajak jalan jauh (karena kalian tau sendiri susah nyari parkiran mobil kan). Jangan kapok maen sama aku yang jalannya suka cepat sekali dan kadang gak beli orang dibelakangnya (makanya kadang aku lebih suka jalan dibelakang). Jangan kapok juga disasarin sama google maps (terkadang kecanggihan teknologi tetap kalah sama kekuatan mulut untuk bertanya). Dimanapun kalian berada dan masih bisa berbicara (kejam banget ya bahasanya hahaha) jangan takut untuk bertanya, karena dengan bertanya itulah kalian akan tahu dan tidak membuang-buang waktu. Semoga dengan perjalanan ini, kalian dapat menemukan banyak hal baru dan menarik untuk tidak dilupakan.

Terima kasih dan jangan kapok untuk ke Jogja lagi buat Desy, Made, Silvi, Wiku, Yogo, Adam, Dion, Reza, dan Farid (akhirnya aku bisa mengingat semua nama kalian tanpa ada yang tertinggal, tapi aku sepertinya masih harus berusaha membedakan Yogo, Farid dan Wiku lagi). Serta izinkan aku menyebut kalian dengan "Teknokrat Squad". Selamat istirahat, selamat bertemu kembali dengan kenyamanan kasur, guling serta bantal yang udah ditinggal selama beberapa hari. Nanti kalau kalian sudah bosan dengan kamar kalian, bergegaslah mengambil tas lalu menyiapkan beberapa baju dan mulailah kembali perjalanan 😃. Terakhir aku punya sebuah lagi untuk kalian semua (kecuali Silvi sih hehehe) 


Untukmu yang Baru Saja Di Wisuda - Senar Senja
Sumber youtube IndieTube


 
Teknokrat Squad

Karena foto full team adalah sebuah keharusan

Senja yang cantik, bukan yang di frame lo hahaha
 
Minus satu tukang fotonya

Kalau yang ini udah biasa gak punya foto bagus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas

Etika Makan Orang Jawa