Hanya tulisan-tulisan sederhana tentang apa yang aku pikirkan. Kita boleh berbeda pendapat, tapi tetaplah saling menghargai.
Selamat Datang Di Jogja (yang katanya nyaman)
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Akhirnya hujan turun juga hari ini, setelah beberapa hari cukup cerah dan
terik. Matahari pun tenggelam cukup malam tiga hari terakhir ini. Beruntung lah
kalian yang dapat menikmatinya di spot
yang cantik. Beruntung juga kalian yang bisa menikmati kota wisata ini (katanya)
tanpa terkena air hujan sedikit pun. Tapi perjalanan akan terasa membosankan
jika semuanya berjalan dengan normal dan indah. Aku hanya mengikuti perjalanan
dua dari tujuh hari (semoga tidak lebih) yang kalian lewati. Aku percaya itu
adalah sebuah perjalanan yang sangat melelahkan (kalau aku sih lebih milih
jalan sendiri haha), tapi itulah yang namanya sebuah perjalanan bersama. Kalian
dapat memiliki sebuah cerita yang nantinya suatu saat dapat menjadi bahan
ejekan. Bukan hanya ejekan sih, kalian juga punya sebuah kisah yang nanti bisa
kalian bagi untuk pasangan dan anak-anak kalian.
Hanya satu yang sadar kamera
Aku ingin mengucapkan selamat datang di kota wisata ini (kota yang katanya
nyaman). Mungkin kata nyaman memang disandang kota ini beberapa tahun yang
lalu, percayalah semua dapat berubah dengan seiring perkembangan. Kota ini
mulai dipenuhi bangunan-bangunan tinggi yang penuh saat musim libur tiba,
seperti yang kalian rasakan saat mencari tempat untuk sekedar beristirahat.
Namun, semua bangunan kamar itu akan kosong dalam satu bulan setengah lagi. Lalu
akan penuh kembali enam bulan yang akan datang. Para pendatang musiman itu juga
menyumbang kesesakan di jalanan, sehingga kota ini seolah tidak berbeda dengan
kota-kota metropolitan. Ah, kok aku jadi nyinyirin
kota ini sih, padahal kan aku mau nulis tentang kalian hehe.
Aku yakin rencana perjalanan kalian ini sudah muncul sejak lama, tapi
pemilihan waktunya saja yang kurang tepat. Sehingga banyak hal yang seharusnya
dapat kalian nikmati dengan sangat terpaksa terlewatkan. Aku (sebagai tuan
rumah) merasa sangat-sangat menyesal masih belum bisa menjamu dengan baik. Mengajak
kalian menikmati kota ini tidak seperti wisatawan yang lain. Kopi jos,
angkringan, dinginnya Kaliurang, dan kawasan pedesaan Gunung Kidul belum sempat
aku tunjukkan pada kalian. Kraton, taman sari, museum, teater, dan berbagai acara-acara seni budaya yang ada hampir setiap bulan juga belum dapat aku
tunjukkan pada kalian.
Garis imajiner Tugu, Kraton, Pantai selatan
Aku berharap kalian tidak menyesal telah datang ke Jogja dan menemukan
kemacetan serta teriknya sinar matahari. Kota yang nyaman ini terkadang bisa
berubah menjadi sangat-sangat kejam. Tapi entah kenapa kota ini sering membuat
banyak orang rindu untuk kembali. Semoga kalian juga menyimpan rindu untuk
kembali ke kota ini. Kota yang membuat kalian berpikir dengan keras mana utara,
selatan, barat dan timur. Gunung Merapi sebagai patokan utara akan tidak
terlihat di malam hari. Namun, jika kalian beruntung dan cuaca sedang
bersahabat, kalian bisa melihatnya dari jembatan tengah kota. Maafkan aku juga
yang tidak bisa membawa kalian melewati jembatan Sayidan. Dari jembatan inilah
kita bisa melihat ‘Bangunan Gothik’, tapi sesungguhnya itu dulu adalah bangunan
tempat tinggal yang tidak selesai dibangun lalu bersengketa.
Banyaknya tempat wisata di Jogja memang tidak dapat diragunakan, tapi jarak
antara satu dengan yang lainnya bisa membuat orang sakit punggung selama
perjalanan. Di tengah kotapun untuk mengakses satu destinasi dengan destinasi
lainnya harus memikirkan transpotasi apa yang cocok untuk digunakan. Oke lah,
menggunakan becak, tapi itu juga harus kita pikirkan ulang saat kita melakukan
perjalanan rame. Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, Titik 0 KM, BI, Kantor
Pos, BNI, Kraton, Taman Sari memang terlalu menarik untuk dikunjungi sekali
jalan, waktu untuk berkunjungnya tidak seragam. Pasar Beringharjo, Kraton dan
Taman Sari adalah destinasi yang harus kita kunjungi dibawah jam tiga sore.
Sedangkan titik 0 KM, BI, Kantor Pos, dan BNI adalah destinasi malam bahkan
tengah malam. Keindahan spot tersebut
akan dapat kalian temukan saat wisatawan sudah mulai sedikit. Ah ya, Tugu
Yogyakarta atau Tugu Pal Putih, ini juga tidak afdol jika tidak dikunjungi saat
di jogja. Tapi Percayalah itu susah dikunjungi dalam sekali parkir. Meskipun ke
semua destinasi ini berada di satu garis lurus.
Full team, tapi spot kurang pas
Ah, aku terlalu banyak nyinyirin
kota ini lagi hahaha. Aku berterimakasih sudah bisa menjadi bagian dari liburan
kalian selama dua hari di sini. Maafkan aku jika selama dua hari banyak membuat
kalian bingung, jengkel, dan sebal gara-gara diajak jalan jauh (karena kalian
tau sendiri susah nyari parkiran mobil kan). Jangan kapok maen sama aku yang
jalannya suka cepat sekali dan kadang gak beli orang dibelakangnya (makanya
kadang aku lebih suka jalan dibelakang). Jangan kapok juga disasarin sama
google maps (terkadang kecanggihan teknologi tetap kalah sama kekuatan mulut
untuk bertanya). Dimanapun kalian berada dan masih bisa berbicara (kejam banget
ya bahasanya hahaha) jangan takut untuk bertanya, karena dengan bertanya itulah
kalian akan tahu dan tidak membuang-buang waktu. Semoga dengan perjalanan ini,
kalian dapat menemukan banyak hal baru dan menarik untuk tidak dilupakan.
Terima kasih dan jangan kapok untuk ke Jogja lagi buat Desy, Made, Silvi, Wiku,
Yogo, Adam, Dion, Reza, dan Farid (akhirnya aku bisa mengingat semua nama
kalian tanpa ada yang tertinggal, tapi aku sepertinya masih harus berusaha
membedakan Yogo, Farid dan Wiku lagi). Serta izinkan aku menyebut kalian dengan "Teknokrat Squad". Selamat istirahat, selamat bertemu kembali dengan kenyamanan kasur, guling serta bantal yang udah ditinggal selama beberapa hari. Nanti kalau kalian sudah bosan dengan kamar kalian, bergegaslah mengambil tas lalu menyiapkan beberapa baju dan mulailah kembali perjalanan 😃. Terakhir aku punya sebuah lagi untuk kalian semua
(kecuali Silvi sih hehehe)
Oleh : Immas Putri A Dalam Antropologi Ekonomi terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji kegiatan ekonomi yang ada di masyarakat. Ketiga pendekatan tersebut adalah formal, substantif, dan marxis. Sebelumnya ahli antropologi memiliki kecenderungan untuk menggunakan pendekan formal dan substantif ini, hingga pada akhirnya mereka melakukan pengembangan pada pendekatan marxis.Pada tulisan ini akan dibahas mengenai pendekatan formal dan pendekatan substantif. Pendekatan formal dan substantif ini sangat dekat dengan masyarakat tradisional dan peasant atau petani. Pendekatan formal merupakan sebuah pendekatan yang dibangun dari teori-teori ekonomi neo-klasik. Dimana pada saat itu antropolog yang melakukan penelitian terkait ekonomi juga mengikuti perkembangan ilmu ekonomi yang lahir terlebih dahulu. Begitu juga dengan ahli ekonomi yang memiliki ketertarikan dengan sejarah perkembangan ekonomi masyarakat juga menaruh minat terhadap penelitian etnografi. Para ahli...
Oleh : Immas Putri Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari Tema Tema dari novel Perahu Kertas adalah percintaan yang dibalut dengan persahabatan dan keluarga. Alur Novel Perahu Kertas ditulis dengan menggunakan alur bercerita maju. Hal itu dapat kita lihat dari jalan cerita yang dimulai dari cerita Kugy yang memulai kehidupan perkuliahan dan berlanjut hingga dia menyelesaikan perkuliahannya. Pengenalan : Kugy dan Keenan dipertemukan secara tidak sengaja dan mereka menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang sama. Konflik Awal : Kugy mulai memiliki rasa suka pada Keenan namun dia masih memiliki pacar. Sedangkan Keenan juga memiliki rasa yang sama namun tidak berani mengungkapkan karena Kugy telah memiliki pacar. Klimaks : Kugy tidak datang pada pesta ulang tahun Noni karena dia tidak ingin melihat kemesraan antara Keenan dan Wanda. Namun, Keenan merasa kecewa dengan Wanda karena dia ...
Oleh : Immas Putri A Dahulu orang Jawa tidak memiliki peralatan makan. Mereka mengunakan piring yang terbuat dari tanah liat. Ketika akan menggunakan piring itu mereka terlebih dahulu melapisi dengan sehelai daun pisang agar makanannya tidak kotor. Oleh karena itu orang jawa menggunakan tangan saat makan. Berbeda dengan saat ini, dimana kita dapat dengan mudah menemukan piring yang terbuat dari keramik dan sendok yang bisa dijumpai pdimana-mana karena itu sekarang orang jawa makan dengan sendok. Orang Jawa merupakan masyrakat yang agraris sehingga mereka tidak memiliki ruang makan. Itulah yang menyebabkan orang jawa tidak terbiasa makan diruang makan dan umumnya mereka makan dimana-mana sesukanya. Namun, mereka juga mempunyai tempat-tempat yang tidak boleh digunakan untuk makan seperti, ruang tamu, kamar tidur, dan juga didepan pintu. Dengan alasan ruang tamu itu adalah tempat bertamu, kamar tidur untuk beristirahat. Dan mitosnya jika kita makan didepan pintu maka akan mengh...
Komentar