Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Hambatan Sosial, Perubahan dan Solusi dari Kartu Indonesia Pintar

Oleh : Immas Putri A Pemberian beasiswa atau bantuan sosial yang diberikan kepada anak-anak sekolah merupakan sebuah bantuan yang menunjang bagi keperluan anak-anak itu. Salah satu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pada era pemerintahan Joko Widodo yaitu Kartu Indonesia Pintar. Dimana program tersebut termasuk dalam Program Indonesia Pintar. Program Indonesia Pintar dilaksanakan dibawah kerja sama tiga kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Agama (Kemenag). Tujuan dari program PIP adalah untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin atau rentan miskin atau prioritas tetap mendapatkan layanan pendidikan menengah, baik melalui jalur formal atau non-formal. Dengan adanya program PIP pemerintah berupaya untuk mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah dan diharapkan dengan program ini dapat menarik anak-anak yang putus sekolah untuk dapat melanjutkan pendidikannya. Penerima b

Kemiskinan Desa yang Terlupakan

Reviews Pembangunan Desa Mulai dari Belakang Penulis Robert Chambers Bab 1 Kemiskinan Desa yang Terlupakan Oleh : Immas Putri A Desa merupakan salah satu kawasan yang seringkali dianggap eksotis. Dimana pembangunan akan digelontorkan pada daerah-daerah yang masih mengalami ketertinggalan. Tujuan pembangunan yang awalnya untuk kesejahteraan warga tidak jarang hanya akan dinikmati oleh golongan-golongan tertentu. Tulisan Chambers dalam bab satu ini cukup relevan juga jika digunakan di Indonesia. Terlebih pada masa Orba. Dimana pembangunan digalakan pada pendirian bangunan fasilitas umum, pembuatan jembatan dan sebagainya. Sehingga pada saat terjadi kunjungan dari pemerintah daerah atau pusat maka pembangunannya akan dipercepat guna ‘memuaskan’ para pejabat yang datang tersebut. Jika dalam tulisan Chambers ini terlebih dahulu para akademisi yang disorot atau dikritik olehnya. Kritik tersebut mengenai masih banyaknya akademisi atau peneliti yang kurang menaruh perhatian kem

Antropologi Aksi

Oleh : Immas Putri A Antropologi aksi berkembang karena adanya kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan rakyat. Dimana rakyat kecil menjadi salah satu korban dari berbagai kebijakan yang ada. Sehingga antropolog terdorong untuk dapat membantu masyarakat kecil menyuaran pikiran, kepentingan dan permasalahan yang dialami oleh rakyat kecil guna menghadapi penguasa negara dan pasar dengan segala permasalahan yang ada. Bidang-bidang yang dapat diteliti dan dikaji oleh antropolog semakin luas, seperti keadilan sosial, HAM, kesetaraan dan multikultural dalam kehidupan berbangsa. Pada posisi ini antropolog tidah hanya sebagai peneliti tetapi juga sebagai fasilitator, advokasi dan pendampingan dalam berbagai permasalahan yang ada. Di sini antropolog telah sampai pada tataran aksi tidak hanya terapan saja. Kemampuan untuk melakukan riset secara mendalam sudah tidak diutamakan, tetapi kemampuan untuk dapat merumuskan permasalahan dan mencari solusi yang efektif serta kritis menjad

Antropologi Terapan Modern (Pembangunan)

Oleh : Immas Putri A Pada era pembangunan yang dimulai semenjak kemerdekaan banyak negara yang berbondong-bondong ingin menjadi negara maju. Negara maju yang ditandai dengan lepasnya dari kemiskinan. Akan tetapi sebagai sebuah negara yang baru terbentuk tentunya mereka membutuhkan modal untuk melakukan pembangunan di negaranya. Bantuan modal diberikan oleh negara-negara maju yang tidak lain adalah bekas penjajah di negara itu juga. Bantuan tersebut tentunya tidak diberikan tanpa pamrih. Selalu ada timbal balik yang harus diberikan oleh penerima bantuan dalam berbagai bentuk. Perkembagan antropologi pembangunan tidak dapat dipisahkan dari ilmu ekonomi. Dimana dalam pelaksanaannya ekonomi juga menjadi salah satu hal yang penjadi fokus. Hal itu terjadi tidak lain karena tujuan dari negara yang baru saja merdeka adalah menjadi negara yang maju, dengan salah satu tandanya adalah peningkatan perekonomian. Pada tahun 1960-an buku karangan E.E. Hagen yang berjudul On Theory of Social

Antropologi Terapan

Oleh : Immas Putri A Antropologi terapan mulai berkembang pada pertengahan abad ke 19. Upaya terapan ini digunakan untuk memperbaiki nasip masyarakat suku-bangsa yang dianggap primitif.Antropologi terapan ini dimulai di Amerika Serikat, orang-orang kaya yang ada di negara tersebut memberikan bantuan kepada organisasi atau perkumpulan swasta. Pemberian biaya tersebut bertujuan untuk memberikan peningkatan kesejahteraan pada hidup orang Indian Amerika. Namun dalam pelaksanaanya kegiatan itu masih dilakukan secara setengah-setengah. Di Eropa antropologi terapan mulai dikenal pada akhir abad ke 19 hingga awal abad ke 20. Ilmu terapan ini digunakan oleh negara-negara penjajah untuk mendukung kebijakan di negara-negara jajahan. Dimana pada akhir abad ke 19 telah terjadi perubahan pemikiran bahwa negara jajahan tidak hanya untuk di eksploitasi saja, tetapi juga harus diperbaiki kesejahteraan penduduknya. Selain itu, dorongan untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat negara jaj