Review Ritual as Communication: Order, Meaning and Secrecy in Melanesian Initiation Rites
Oleh : Immas Putri A
Dalam tulisan
ini Roy Wagner membahas mengenai penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
oleh beberapa ahli antropolog di Melanesia. Salah satu hal yang menjadi acuan
atau yang dianggap sebagai ahli terkait dengan hal ini adalah pemikiran dari
Victor Turner dan Levi-Strauss. Akan tetapi ada beberapa peneliti yang tidak
sependapat dengan pemikiran yang dimiliki oleh Victor Turner dan Levi-Strauss
mengenai ritual yang dilakukan oleh masyarakat Melanesia. Selain Victor Turner
dan Levi-Strauss beberapa ahli lain juga dibantah pemikirannya mengenai
masyarakat Melanesia, khususnya pada ritual.
Seorang antropolog dalam melakukan penelitian mengenai
ritual memiliki kontribusi yang besar untuk dapat menjelaskan dan menuliskan
serta menganalisis tentang ritual yang sedang terjadi di suatu masyarakat.
Salah satunya adalah dengan adanya simbol-simbol dalam sebuah upacara yang
memiliki makna tertentu. Makna yang terdapat dalam simbol tersebut lah yang
harus dapat dijelaskan dengan baik. Melalui sebuah simbol tersebut lah masyarakat
berkomunikasi dengan para leluhurnya. Simbol yang sama pada dua kelompok
masyarakat yang berbeda tidak menutup kemungkinan akan memiliki makna yang
berbeda. Pemaknaan pada simbol yang ada pada ritual sangatlah bergantung pada
kehidupan masyarakat ppemiliknya.
Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan jika dua
peneliti yang melakukan penelitian pada suatu masyarakat akan menghasilkan dua
kesimpulan yang berbeda. Hal itu terjadi karena pendekatan serta metode yang
digunakan dalam penelitian di masyarakat itu berbeda. Sehingga kesimpulan yang
akan dihasilkan juga berbeda. Maka dari itu akan sangat wajar jika pendapat
yang dihasilkan oleh para ahli mengenai suatu kelompok masyarakat berbeda. Perbedaan
waktu yang digunakan dalam penelitian juga memiliki pengaruh dalam hasil yang
diperoleh, karena masyarakat tersebut juga mengalami perkembangan dan
perubahan.
Komentar