Review Ritual Education in A Pluralistic Society
Oleh : Immas Putri A
Penulis: Patrick Altena, Chris A.M. Hermans
Artikel yang ditulis oleh Patrick Altena dan Chris A.M.
Hermans ini membahas mengenai seberapa pentingnya sekolah Katholik dalam
memberikan pendidikan ritual (keagamaan) kepada peserta didik. Dimana peserta
didik ini tidak keseluruhannya adalah anak-anak yang beragama Khatolik. Menurut
Altena dan Hermans sekolah memiliki dua identitas ganda yaitu sebagai sekolah
yang memberikan pendidikan kepada anak didik seperti sekolah pada umumnya serta
sebagai lembaga Kristen yang berdasar pada pesan Kristen yang mana memiliki
tugas dalam pendidikan agama murid. Lalu sejauh mana peserta didik non-Kristen
dapat mengikuti pelaksanaan atau penerima pendidikan ritual Kristen? Itulah
beberapa hal yang dihabas oleh Altena dan Hermans. Penelitian ini dilakukan di
Belanda pada tahun 1997-1998.
Menururt Anthony Wallace (1966) terdapat lima fase dalam
melakukan pendidikan ritual yaitu pra-belajar, pemisahan, saran, pelaksanaan
dan pemeliharaan. Dengan berjalannya lima fase tersebut anak-anak tumbuh dan
menajdi bagian dari komunitas baru yang mereka bentuk. Sehingga anak-anak dapat
memperoleh hak dan kewaiban dari identitas baru yang mereka miliki. Pada sekolah-sekolah
Katolik diperlukan partisipasi yang penuh untuk ritual gereja Katolik Roma
dimana pada sekolah tersebut sebagian besar muridnya adalah murid Katolik.
Sedangkan sebagian besar sekolah-sekolah Katolik yang ada di dunia memiliki
gagasan murni teoritis. Oleh karenanya tidak semua murid dapat mengikuti
praktik ritual pada tingkat yang sama.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat beberapa
hal yang menjadi poin-poin utama. Diantaranya guru lebih setuju dengan model
sekolah monoreligius karena hal itu dianggap sebagai tugas mereka untuk
memastikan kelanjutan dari ritual Katolik. Temuan yang lain adalah guru-guru
yang berusia dibawah 25 tahun setuju dengan adanya sekolah multiagama. Hal itu
terjadi karena semakin banyaknya penduduk non-Kristen yang ada di Belanda.
Serta sekolah multiagama membutuhkan keterbukaan yang lebih besar dan
diperlukan adanya penghormatan kepada anak-anak dan orang tua untuk
berpartisipasi dalam berbagai ritual di sekolah.
Komentar