Review Pemikiran Orang Jawa Ketika Membaca Tanda-Tanda Jaman

Oleh : Immas Putri A

Dalam artikel ini penulis berpendapat bahwa orang Jawa sering menggunakan “kecerdasan batinnya” untuk meramal kejadian yang akan dialaminya. Namun, mereka tidak mengatakan hal itu kepada khalayak luas. Terkadang mereka hanya meceritakan kepada lingkungan terdekat mereka dengan tujuan untuk lebih berhati-hati. Orang Jawa sangat berhati-hati ketika bertindak dan bersikap dalam segala hal, terutama jika hal yang mereka ramalkan itu akan bersifat buruk.
Seperti ketika seseorang bermimpi akan terjadinya sesuatu, umumnya mereka hanya memendam mimpi itu sendiri atau mereka akan mendiskusikan arti dari mimpi itu dengan beberapa orang yang ia anggap lebih tau. Dan mereka akan memberitahu saudara terdekat mereka untuk berhati-hati.
Seperti yang kita tahu tanah jawa pernah memperoleh pengaruh Hinduisme yang sanagat kuat. Tapi kenapa di Jawa sistem kasta tidak nampak? Padahal di Bali sistem kasta sangat kental? Orang-orang Jawa sangat kritis dan selektif terhadap kebudayaan baru yang masuk dalam lingkungan mereka. Mereka akan mempergunakan budaya-budaya yang menurut mereka baik dan meninggalkan hal-hal buruk yang ada. Menurut mereka sistem kasta kurang sesuai dengan kebudayaan Jawa. Meskipun, orang Jawa memiliki perlakuan yang istimewa terhadap kalangan ningrat, bangsawan (orang kaya), dan orang-orang yang mereka hormati (tokoh masyarakat, agama).
Meski zaman telah berubah sedemikian modern. Orang Jawa tetap memberikan posisi-posisi istimewa terhadap kalangan itu. Baik secara mereka sadari ataupun tidak. Sebagai contoh seorang guru yang dimintai tolong oleh tetangganya untuk ikut membantu dalam hajatan akan memperoleh tugas sebagai penerima tamu, bukan sebagai orang yang berada di dapur. Meskipun sebenarnya guru itu mampu. Karena tidak semua orang dapat dan mau menjadi penerima tamu. Hal itu bisa diterima dalam masyarakat serta mereka menyadarinya.
Tulisan ini menurutku lumayan cukup berat. Meskipun saya sendiri orang Jawa. Diawal-awal tulisan saya dapat menangkap maksudnya. Dan saya pun juga menyadari bahwa orang Jawa itu seolah memiliki kecerdasan tersendiri ketika membaca alam. Seperti ketika terjadi lindu, orang Jawa dapat mencari arti dari kejadian itu. Mereka menggunakan waktu dan bulan (dalam kalender jawa) kemudian memadukannya dan mencari artinya dalam buku primbon. Banyak sekali ramalan-ramalan yang ada dalam buku itu seperti apa arti dari kedutan yang kita alami, lalu bagaimana sifat orang berdasarkan neptunya, dan masih banyak lagi.
Saya sedikit mengalami kebingungan ketika penulis beralih pembahasan dari tradisi pemikiran orang Jawa ke pembahasan wayang dan struktur pemikiran orang Jawa. Dari membahas dewa-dewa kemudian membahas wayang. Orang Jawa sangat suka memberi contoh tentang hal-hal baik atau buruk dari suatu tokoh atau lakon dalam pewayangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas