Mantan Narapidana (Cilik) Kembali ke Masyarakat


Mantan Narapidana (Cilik) Kembali ke Masyarakat
Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Kajian Anak dan Daur Hidup Remaja
Kelas Antropologi Budaya




Oleh
Immas Putri Agustin
14/363546/SA/17317



Jurusan Antropologi Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2016

Mantan Narapidana (Cilik) Kembali ke Masyarakat

Menjadi terpidana atau narapidana tentu bukanlah impian kita semua. Lalu bagaimana jika kita telanjur menjadi terpidana dan pada akhirnya menjadi mantan napi? Hal itu tentu berat dihadapi oleh siapa pun, terlebih jika itu terjadi pada anak-anak dan remaja. Pelabelan dan stigma yang ada di tengah masyarakat tentu bukanlah sebuah hal yang gampang untuk dihadapi. Pengalaman dan keterampilan yang telah mereka miliki sejak di rumah binaan memang merupakan sebuah bekal tersendiri. Akan tetapi bekal tersebut tidak jarang masih kurang serta belum cukup untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat.
Kasus-kasus yang melibatkan anak sebagai tersangka tidaklah sedikit. Seperti kekerasan, pencurian, narkoba, pemerkosaan dan lainnya. Proses pengadilan yang mereka jalani semenjak awal bukanlah sebuah hal yang gampang. Pemeriksaan dan penyelidikan yang dilakukan oleh polisi telah membuat psikologi anak akan mendapat masalah. Dilanjutkan dengan sidang di pengadilan serta putusan hukuman yang harus mereka jalani. Akan sedikit lebih mudah jika kasus tersebut tidak tercium oleh media secara nasional. Dengan tidak terliputnya kasus tersebut di media nasional menjadikan anak atau remaja yang menjadi tersangka tidak mendapat tekanan dari pihak luas.
Peliputan oleh media memiliki dua sisi yang saling bertentangan, pada satu sisi dengan termuatnya sebuah kasus pada media menjadikan masyarakat umum mengetahui segala permasalahan yang terjadi. Akan tetapi di satu sisi hal itu juga menjadi tekanan untuk tersangka. Semakin luar media yang menyebarkan berita tersebut maka tidak menutup kemungkinan semakin banyak juga pihak yang memberikan respons, baik secara positif melalui dukungan, semangat dan motivasi kepada tersangka ataupun respons secara negatif yang diwujudkan melalui kritik dan berbagai komentar yang memojokkan pelaku.
Peran keluarga untuk dapat mendampingi serta mendukung semua proses yang harus dilalui oleh si anak sangatlah penting. Mental anak yang masih labil dalam menghadapi masalah memerlukan pendampingan. Seorang pendamping sebaiknya merupakan orang terdekat sehingga anak akan lebih nyaman dan tidak merasa ketakutan. Melalui dukungan yang diberikan oleh keluarganya tersebut dapat sebagai bukti bahwa si anak masih memiliki kepercayaan dari orang terdekatnya. Dengan kepercayaan tersebut diharapkan anak memiliki rasa percaya diri sehingga anak tidak merasa terkucilkan dari lingkungannya.
Saat anak menjalani proses hukuman mereka akan mendapatkan berbagai keterampilan dan bimbingan. Melalui kegiatan itu nantinya anak atau mantan napi dapat kembali ke masyarakat dengan bekal yang dia miliki. Namun, pada masyarakat tentu tidaklah gampang untuk mendapatkan kepercayaan kembali. Pelabelan, pengucilan serta tindakan diskriminasi yang ada bukanlah sebuah solusi untuk menerima kembali mantan napi. Mereka juga berhak untuk hidup kembali di tengah masyarakat seperti sebelum mereka menjalani hukuman.
Kesiapan keluarga untuk dapat membawa anak kembali ke masyarakat juga sangat penting. Seorang mantan napi tidaklah harus disembunyikan atau dijauhkan dari lingkungannya. Dengan melakukan pendampingan untuk terjun kembali pada masyarakat merupakan salah satu cara agar anak dapat di terima. Reaksi yang diberikan oleh masyarakat tentu sangatlah beragam, dan itu tentu akan terekam dalam ingatan anak. Untuk mengantisipasi trauma serta kenangan buruk yang ada maka memerlukan adanya teman yang dapat diajak bercerita. Melalui kegiatan tersebut anak akan dapat menceritakan berbagai hal yang menurutnya kurang disukai sehingga terdapat sebuah jalan keluar yang dapat digunakan sebagai solusi.



Referensi
Lestari, Wahyu Dwi, DasimBudimansyah, dan Wilodati. 2016 Pola Adaptasi Masyarakat dalam Kehidupan Bermasyarakat. Dalam Antologi Sosiologi, 2(1).
Riyanto, Sigit dan AruanSakidyo. 2000. Partisipasi Masyarakat dalam Pembinaan Anak Didik di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo. Mimbar Hukum, VI (35), pp 45-52.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas