Sekilas Batik Vorstendlanden: Keindahan Motif Batik yang Menyimpan Pesan Kehidupan

LAPORAN TUGAS KUNJUNGAN MATA KULIAH
SENI BUDAYA INDONESIA : BATIK KELAS C
  
Sekilas Batik Vorstendlanden:
Keindahan Motif Batik yang Menyimpan Pesan Kehidupan



Oleh:
Immas Putri Agustin
14/363546/SA17317
Program S1 Antropologi Budaya



Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
 2016



Sekilas Batik Vorstendlanden:
Keindahan Motif Batik yang Menyimpan Pesan Kehidupan

Yogyakarta yang terkenal dengan kekayaan budayamemiliki banyak tempat yang dapat digunakan untuk memperkenalkannya. Salah satu tempat tersebut adalah museum. Terdapat beberapa museum yang ada di Yogya baik negeri ataupun swasta. Salah satu museum swasta yang memiliki banyak koleksi peninggalan Kerajaan Mataram Islam adalah museum Ullen Sentalu. Dimana pada saat ini kerajaan tersebut telah terbagi menjadi Kasunanan Solo,Kadipaten Mangkunegaran, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Saya dan beberapa orang teman melakukan kunjungan mandiri ke museum Ullen Sentalu untuk melakukan pengamatan terutama  pada kain batik. Kunjungan tersebut kita laksanakan pada 28 Oktober 2016. Museum Ullen Sentalu merupakan museum swasta pribadi milik keluarga Haryono, oleh karena itu semua barang yang ada memiliki hak cipta sehingga saat tour berlangsung wisatawan tidak diperkenankan untuk mengambil gambar.
Barang-barang milik museum Ullen Sentalu merupakan barang koleksi pribadi yang diantaranya merupakan hibah dari keluarga kasunanan, kesultanan maupun kadipatentersebut. Koleksi-koleksi itu terdiri dari foto, lukisan, surat-surat, seperangkat gamelan, dan beberapa kain batik. Semua koleksi yang terdapat di museum Ullen Sentalu dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama diberi nama Goa Selogiri, bagian kedua adalah Balekambang, dan bagian ketiga adalah Ruang Sasana Sekar Bawana. Pada ruang Goa Selogiri lebih banyak disimpan koleksi foto-foto atau lukisan mengenai keluarga Kerajaan Mataram Islam terutama Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogya.
Pada bagian kedua dari Ullen Sentalu lebih banyak menyimpan koleksi kain batik yang digunakan di lingkungan masyarakat eks Kerajaan Mataram Islam. Salah satu ruang yang terdapat di bagian Balekambang menyimpang koleksi syair dan puisi dari raja anak-anak raja dengan teman-temannya yang berada di luar negeri. Satu ruangan yang lain khusus menyimpan koleksi foto-foto dari Gusti Noeroel. Beliau adalah Putri dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara VII dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Gimoer. Tiga ruang yang lain menyimpan koleksi kain batik yang dikenal di lingkungan Vorstendlanden[1].Diantara sekian banyak motif batik yang ada terdapat beberapa kain motif batik yang umumnya digunakan oleh pengantin dalam pernikahan diantaranya Semen Taman, Semen Rama, Semen Sidoasih, Sidomukti, Truntum, Dhodhot Alas-alasan Surakarta, Sidodrajat. Selain itu juga ada larangan bagi pengantin untuk menggunakan motif Parang Barong, Parang Curiga Naga, Parang Klithik, Parang Selingnithik, Parang Parung, Parang Rujak Senthe, Parang Udan Riris.
Perbedaan utama antara batik gaya Surakarta (Solo) dan Yogya terdapat pada warna dasar atau warna belakang yang digunakan. Batik gaya Surakarta kebanyakan berwarna sogan sedangkan batik gaya Yogya kebanyakan berwarna putih dan cokelat tua mendekati hitam ataupun hitam. Museum Ullen Sentalu sendiri memiliki beberapa koleksi kain batik gaya Surakarta dan Yogya diantaranya,
Gaya Surakarta
·    Sidomukti, yang memiliki arti kebahagiaan atau kesejahteraan.
·    SIdoluhur, yang memiliki arti keluhuran hati.
·    Udan Liris, yang memiliki arti sebagai pengharapan agar rezeki yang dimiliki tiada putus seperti hujan gerimis.
·    Urang Wetang atau Urang Ayu merupakan motif batik modifikasi yang mana penggunaannya tidak boleh pada acara-acara formal. Hal itu dikarenakan dalam Islam tidak membolehkan penggunaan ornamen makhluk hidup dalam sebuah karya seni.
·    Semen Urang yang diciptakan oleh Pakubuwana XII. Istilah semen sendiri biasa disebut untuk batik dengan motif non-geometris. Semen ialah motif tambahan pada pola-pola batik yang berukuran kecil. Semen yang berasal  dari kata Jawa semi yang berarti tumbuh, semua motif Semen selalu menggambarkan sesuatu yang tumbuh atau hidup. Hal itu terwakili dalam bentuk ranting, daun ataupun bunga (Siswomihardjo-Prawirohardjo 2011).
Gaya Yogya
·    Sembagen Manggis adalah batik yang digunakan oleh anak kembar yang menikah secara bersamaan.
·    Geringsing Mino, geringsing artinya sisik dan mino itu ikan. Kain batik ini ada yang berwarna putik dan hitam, dimana hal itu saling bertolak belakang sehingga biasanya digunakan untuk penolak balak.
·    Ayam Puger, merupakan batik yang hanya digunakan oleh pangeran pada zaman dahulu. Namun semenjak Hamengkubuwana IX memerintah batik tersebut boleh digunakan oleh masyarakat biasa, khususnya pada laki-laki. Dengan motif utamanya ayam jantan yang menyimbolkan keberanian dan kejantanan.
·    Tirto Tejo, tirto adalah air dan tejo itu pelangi. Merupakan batik khusus yang digunakan oleh perempuan. Air dan pelangi dalam motif ini diartikan sebagai jalan menuju nirwana atau surga sebagai simbol kebaikan.
·    Trumtum, yang berasa dari kata tuma truntum (menuntun). Batik ini biasanya digunakan oleh orang tua mempelai pengantin, makna dari motif ini sendiri diharapkan orang tua mempelai harus bisa menuntun pengantin kekehidupan rumah tangga yang baik.
Penggunaan kain batik di kalangan kerajaan sudah terlihat dari foto-foto yang telah ditunjukkan di bagian Goa Selogiri. Keluarga kerajaan baik perempuan atau laki-laki banyak yang menggunakan kain batik untuk berbagai kegiatan mereka. Kebanyakan kain batik yang digunakan adalah kain batik bermotif parang. Motif parang memiliki nilai filosofi berupa pesan agar tidak mudah menyerah seperti ombak yang ada di laut yang tidak pernah berhenti bergerak. Selain itu batik parang juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga. Dimana pada saat itu batik parang merupakan hadiah yang diberikan oleh bangsawan  kepada anak-anaknya.
Itulah beberapa batik yang menjadi koleksi museum Ullen Sentalu. Dalam sebuah batik klasik baik dari Surakarta ataupun Yogya memiliki filosofi dan makna yang sangat besar. Namun, makna dan filosofi tersebut saat ini tidak tersampaikan dengan baik pada generasi penerus. Salah satu contohnya adalah penggunaan motif parang yang dahulu hanya dapat digunakan oleh keluarga kerajaan maka saat ini motif tersebut telah dapat digunakan secara bebas. Pengenalan makna dan filosofi pada generasi penerus sangatlah penting meskipun dalam pemakaiannya telah berkembang pada berbagai kalangan.

Dokumentasi




Daftar Pustaka
Siwomihardjo-Prawirohardjo, Oetari. 2011. Pola Batik Klasik: Pesan Tersebunyi Yang Dilupakan. Yogyakarta: Pustaka Penerbit.

Online
Website Ullen Sentalu. VORSTENLANDEN  [Online]. Laman https://ullensentalu.com/konten/10/0/tentang-kami#d=vorstenlanden diakses pada 17 November 2016.
Anonim. Makna Filosofi dalam Batik Parang [Online]. Laman http://www.anneahira.com/batik-parang.htm, diakses pada 17 November 2016.





[1]Vorstenlanden merupakan istilah yang sering muncul dalam artikel atau buku yang membahas tentang sejarah Jawa, kususnya sejarah Jawa pada kurun medio abad XVIII sampai dengan pertengahan awal abad XX. Pada kurun tersebut, istilah Vorstenlanden sering digunakan untuk menyebut daerah atau kawasan yang berada di bawah otoritas empat monarki Jawa pecahan Dinasti Mataram Islam, yaitu Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman (Dikutip dari website Ullen Sentalu, pada 17 November 2016, laman https://ullensentalu.com/konten/10/0/tentang-kami#d=vorstenlanden)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas