Review Visualitas Gempa Yogya 27 Mei 2006


Oleh  : Immas Putri A

Dalam tulisan ini penulis ingin menunjukkan bagaimana media berpengaruh sangat besar terhadap pemberitaan gempa Yogya. Dimulai sejak satu hari pasca gempa terjadi dimana semua surat kabar menjadikan berita gempa ini sebagai berita utama dalam terbitannya. Umumnya berita-berita itu memuat tentang bagaimana saat-saat gempa itu terjadi, kerusakan yang diakibatkan, serta korban yang ada. Selain itu mereka juga mulai meminta pendapat dari para ahli terkait dengan bidang itu. Terkadang beberapa media menuliskan tentang berita yang berasal dari satu tempat yang sama. Sehigga ada beberapa kejadian yang terkadang tidak sempat terekam. Itu memang menjadi suatu kelemahan serta kelebihan tersendiri untuk media.
Kelemahan dari satu sumber berita itu adalah membuat pembaca kurang puas, karena pembaca ingin tahu hal lain apa yang terjadi saat itu. Sebaliknya, para pewarta dapat memperoleh berita dengan cepat ataupun mudah karena mereka berusaha memperoleh berita sebanyak-banyaknya dengan akses yang mudah. Karena akses yang mudah itu hanya dapat diperoleh dari wilayah yang tidak parah kerusakannya. Baru setelahnya mereka mulai menjangkau daerah yang parah kerusakannya.
Setelah terjadi gempa itu, bantuan dari berbagai pihak berdatangan. Mulai dari pemerintah, partai politik, organisasi sosial baik daerah, nasional, maupun internasional, serta masyarakat yang peduli lainnya. Bantuan itu dapat berupa berbagai hal mulai dari tenaga, sembako, pakaian, dan banyak lagi. Disinilah mulai terjadi pemanfaatan keadaan baik yang disegaja atau tidak, ketika politisi, pengusaha, serta tokoh masyarakat menyalurkan bantuan kemudian diberitakan oleh media mereka sendiri. Politik pun juga mulai memanfaatkan keadaan ini ketika bantuan dari pemerintah disalurkan kepada masyarakat. Hingga saat inipun saya rasa hal ini masih sering terjadi ketika negeri ini mengalami bencana.
Sejak minggu ketika setelah gempa terjadi isu Jogja bangkit mulai muncul. Masyarakat dengan bantuan dari berbagai pihak mulai menata kehidupan mereka kembali. Pelan-pelan mereka mulai membangun rumah mereka kembali, meskipun masih terjadi keterkambatan dalam pemberian bantuan dari pemerintah. Mereka akhirnya dapat beradatasi dengan lingkungan dan pulih serta mapan kembali meskipun dalam waktu yang tidak cepat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas