Pertanyaan Bacaan

Oleh : Immas Putri A
Pertanyakan
Pemerintah Kerajaan Belanda telah berhasil membangun kolonisasi gaya baru dengan melakukan beragam penelitian serius untuk memahami dan menghargai kebudayaan pribumi yang rumit.

1.      Kebudayaan pribumi yang rumit seperti apakah yang dimaksud disini?

Untuk mengatasi persoalan itu BRO’G Andeson mengusulkan pembebasan Bahasa Indonesia dari belenggu pemaksaan standar bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kira-kira gagasanya itu mengatakan perlunya pluralitas sastra dan bahasa menuju pembebasan, mungkin lebih tepat, penyetaraan (demokratisasi) yaitu penemuan diri/jati diri.

2.      Apakah saatini Indonesia masih mengalami hal itu (pembebasan Bahasa Indonesia dari belenggu pemaksaan standar bahasa Indonesia yang baik dan benar)? Bukankah jika tanpa standar yang baik dan benar maka akan menimbulkan sebuah kerancuan atau masalah baru?

Di sini saya melihat kemiripan gagasan ini dengan pandangan Leotard/Wittgensteinian tentang pertandingan bahasa (language games) yang sering disebut forms of life, yaitu ketika seseorang dalam suatu model masyarakat pasca modern harus berjuang dalam berbagai pertandingan bahasa (yang berbeda-beda latar kognisi dan sejarah) dalam suatu lingkungan yang ketat berisi perbedaan dan konflik (Madan Sarup: 150-151).

3.      Pertandingan bahasa seperti apakah itu? Dan apakah hal tersebut tidak akan melahirkan sebuah diskriminasi bahasa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas