UAS Antro Ekonomi (Kelas)


Antropologi Ekonomi
Senin, 5 Juni 2017
Dosen Pengampu: Bambang Hudayana
Immas Putri Agustin (14/363546/SA/17317)
No Urut: 6

2. Terkait dengan Tulisan Destha T. Raharjana Judul Tulisan Siasat Usaha Santri: Ekonomi Moral dan Rasional Dalam Usaha Konfeksi di  Mlangi, Yogyakarta
Pendekatan yang digunakan oleh Destha Raharja dalam tulisan Siasat Usaha Santri: Ekonomi Moral dan Rasional Dalam Usaha Konfeksi di  Mlangi, Yogyakarta adalah pendekatan adaptasi budaya. Dimana budaya setidaknya memiliki tiga permasalahan fundamental yang disebutkan oleh Haviland (1985) yaitu kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif. Oleh karenanya manusia memerlukan adaptasi untuk dapat mencapai kebutuhan yang ia perlukan. Dimana proses adaptasi tersebut dilakukan melalui medium kebudayaan.
Dalam tulisan ini Destha menggunakan paradigma moral dan rasional. Dimana aspek moralitas masih mendominasi kehidupan masyarakat di Indonesia terutama pedesaan. Pada masyarakat ini motif moral dan tindakan sosial masih menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Ekonomi moral berusaha melihat sikap subsisten yang ada pada diri petani dimana mereka memiliki sikap kurang tanggap terhadap inovasi dan resiko, sehingga dalam setiap tindakan lebih mementingkan sikap mengamankan diri lebih dulu (safety first). Sikap ini dipengaruhi oleh ikatan kelompok yang kuat, dimana kelompok menjadi tempat menggantungkan resiko dan media untuk membagi resiko. Hal inilah yang menonjolkan sikap kelompok daripada individu-rasional. Selain itu petanni juga memiliki sikap yang tidak mau mengambil resiko atau menghindari kegagalan.
Sedangkan ekonomi rasional menurut Popkin bahwa petani tradisional didominasi oleh motivasi memperoleh keuntungan individu bukan kelompok. Dimana pendekatan yang ada adalah pengambilan keputusan individu dan interaksi strategis. Dengan asumsi bahwa manusia mengejar tujuan-tujuan secara rasional. Dimana rasionalitas diartikan sebagai individu-individu di situ akan menilai hasil-hasil yang mungkin diperoleh berkaitan dengan pilihan-pilihan yang sesuai dengan kesukaan dan nilai mereka. Dengan dua strategi diatas Desha menggunakannya untuk melihat strategi adaptasi pengusaha konfeksi di Mlangi.

4. Studi Lapangan
a.    Tema studi lapangan dan alasan
Tema yang diangkat dalam penelitian lapangan ini adalah strategi pemasaran bisnis ritel dan perilaku konsumen.  Sejalan dengan teori subtantivis maka alasan kami mengangkat tema ini karena dalam merumuskan stategi pemasaran bisnis oleh peritel dilatar belakangi oleh budaya masyrakat setempat.
b.   Pertanyaan penelitian dan alasan
Bagaimana peritel menggunakan budaya sebagai media pemikat konsumen dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan peritel tersebut bertepatan dengan momen bulan suci Ramadhan sekaligus menjelang hari raya Idul Fitri ini? Dengan merujuk pada budaya umat muslim yang akan menyiapkan segala kebutuhan –baik itu kebutuhan pokok maupun kebutuhan tersier untuk perayaan Idul Fitri dari jauh hari sebelumnya. Kami mencoba untuk melihat strategi yang digunakan oleh pihak pelaku bisnis ritel dalam menghadapi suasana bulan suci dan perilaku konsumen kaitannya dengan pemasaran produk melalui studi lapangan di Hypermart Hartono Mall, Yogyakarta. Disisi  lain dengan semakin berkembangnya bisnis ritel di Indonesia sehingga membuat bisnis ini semakin mudah untuk kita temui. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari jumlah permintaan barang masyarakat yang ada serta semakin meningkatnya daya beli masyarakat.
c.    Metode pengumpulan data
Metode penelitian observasi atau pengamatan digunakan dalam penelitian ini, dengan tujuan agar dapat melihat strategi-strategi bisnis ritel dalam melakukan penjualan sekaligus kiat-kiat pelaku usaha dalam menarik konsumen. Tidak lupa guna menguatkan data, penulis juga melakukan studi pustaka.
d.   Temuan lapangan dan relevansi dengan teori dalam Antropologi Ekonomi
Promosi atau pemberian diskon memiliki keterkaitan dengan sebuah moment. Salah satunya seperti saat Bulan Ramadhan. Guna menunjang pelaksanaan promo Ramadhan, Hypermart juga melakukan penataan secara khusus dengan menampilkan barang-barang promo (diskon) di bagian depan atau tepat di pintu masuk. Barang promo yang diangkat oleh Hypermart kali ini adalah barang pangan kebutuhan Hari Raya Idul Fitri seperti minuman, makanan kaleng, serta barang elektronik kebutuhan dasar seperti penanak nasi. Barang-barang tersebut ditata dengan rapi dan dalam jumlah yang banyak untuk mendapatkan kesan bahwa Hypermart memiliki banyak persediaan. Selain itu penataan di depan juga dimaksudkan untuk menarik minat pengunjung mal agar datang ke Hypermart. Penataan barang promo di bagian depan juga dilanjutkan pada lorong-lorong yang ada. Baik barang-barang yang serupa dengan yang ditampilkan di depan ataupun barang-barang lain yang tidak serupa dengan yang di tampilkan di depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Formalis dan Substantif dalam Antropologi Ekonomi

Analisis Tema, Alur, dan Karakter Dalam Novel Perahu Kertas