Kontrasepsi dan Pencapaian yang Terus Meningkat
Oleh : Immas Putri A
Keluarga berencana atau yang biasa kita
sebut dengan KB merupakan suatu program dari pemerintah yang telah dicanangkan sejak
tahun 1970-an. KB merupaka suatu gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, yang artinya melakukan perencanaan
untuk jumlah keluarga dengan melakukan pembatasan kelahiran yang dilakukan
dengan cara menggunakan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Jumlah anak yang diharapkan dari
gerakan ini adalah dua orang anak. Yang mana kemudian itu menjadi slogan “Dua anak cukup, laki perempuan sama saja”.
Keluarga
berencana di Indonesia memiliki tujuan
yang terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak
dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Sedangkan
tujuan khususnya Meningkatkan jumlah penduduk untuk
menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi, dan meningkatnya
kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran. Tujuan KB yang berdasarkan rencana strategi
2005-2009 adalah Keluarga dengan anak ideal, keluarga sehat,
keluarga berpendidikan,
keluarga sejahtera, keluarga berketahanan, keluarga yang
terpenuhi hak-hak reproduksinya dan penduduk tumbuh seimbang (PTS).
(dikutip dari lusa.web.id). Terdapat
enam misi dari KB yaitu 1) memberdayakan masyarakat untuk
membangun keluarga kecil berkualitas, 2) menggalang kemitraan dalam peningkatan
kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, 3) meningkatkan kualitas
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, 4) meningkatkan promosi, perlindungan
dan upaya mewujudkan hak-hak reproduksi, 5) meningkatkan upaya pemberdayaan
wanita untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui program KB, dan
6) mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak pembuahan dalam
kandungan sampai dengan lanjut usia. (Felecia P. Adam, 2011).
Latar
belakang adanya KB di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan pada
beberapa aspek seperti jumlah besarnya penduduk, jumlah pertumbuhan penduduk,
jumlah kematian penduduk, jumlah kelahiran penduduk, dan jumlah perpindahan
penduduk.. (dikutip dari lusa.web.id). Oleh karena itu salah satu pengendalian jumlah
pendudul adalah melalu penggunaan kontrasepsi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia versi daring kontrasepsi adalah cara untuk mencegah kehamilan (dengan
menggunakan alat atau obat pencegahan kehamilan, seperti spiral, kondom, pil
anti dhamil). Metode kontrasepsi sendiri terbagi menjadi dua yaitu Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan non-MKJP. MKJP sendiri
terdiri dari IUD, implan, MOW, dan MOP. Sedangkan non-MKJP adalah suntik,
kondom, dan pil. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai beberapa alat
kontrasepsi itu,
- IUD atau yang biasa disebut spiral merupakan alat kecil yang terbuat dari bahan plastik bersifat lentur dan dimasukkan ke dalam rongga rahim. Alat ini harus diganti jika telah digunakan dalam periode tertentu.
- Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dan pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN dalam Dewi Purwantii, 2012).
- MOW (Media Operatif Wanita) atau tubektomi merupakan metode kontrasepsi permanen yang hanya diperuntukan bagi orang-orang yang memang tidak boleh atau tidak ingin memiliki anak (karena alasan kesehatann).
- MOP (Media Operatif Pria) atau vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus saluran spermanya.
- Suntik merupakan kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan melalui suntikan hormonal.
- Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet) plastik (vinil) maupun bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan.
- Pil KB adalah obat pencegahan kehamilan yang diminum. Pil ini diperuntukan untuk wanita.
Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan pada tahun 2007 dan
2012 terjadi peningkatan dan penurunan pada penggunaan kontrasepsi secara
nasional. Seperti terlihat pada diagram berikut.
Sumber : Presentase Pemakaian Alat Kontrasepsi Modern Nasional (SDKI) |
Dari
diagram diatas terlihat beberapa peningkatan penggunaan alat kontrasepsi
seperti peningkatan penggunaan MOW, implant, pil, dan kondom. Sedangkan IUD dan
suntik mengalami penurunan. Untuk MOP jumlah pemakainya tetap. Untuk angka
pemakaian kontrasepsi sendiri pada tahun 2007 sebesar 61,4% sedangkan tahun
2012 sebesar 61,9%.
Dorongan
atau pemberian informasi kepada pengguna kontrasepsi itu sangat penting.
Beberapa pihat yang mmeiliki peran dalam mendorong seseorang untun melakukan KB
adalah pasangan (suami/istri), teman/keluarga, petugas, tokoh agama dan media.
Dari survei yang dilakukan oleh Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Tahun 2009 menunjukkan bahwa 74%
responden mengatakan jika keikutsertaan mereka dalam program KB mendapat
dukungan dari pasangan.
Wanita
di perkotaan memiliki kecenderungan untuk menggunakan MKJP dibandingkan dengan
mereka yang tinggal di desa. Hal ini juga ditandai dengan tingkat
kesejahteraan, semakin sejahtera orang itu maka mereka akan lebih besar
peluangnya untuk menggunakan MKJP. Pemilihan alat atau cara KB dipengauhi oleh
beberapa faktor diantaranya tingkat pendidikan, umur, jenis pekerjaan dan
jumlah anak.
Berdasarkan
analasisi lanjutan 2011 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
KB dan Keluarga Sejahtera, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Menunjukkan bahwa pengguan kontrasepsi non-MKJP adalah mereka yang tinggal di
desa dengan tingkat pendidikan SD atau tamat SLTP. Tujuan mereka melakukan KB
adalah menunda kehamilan yang mana termasuk dalam tahap keluarga Pra Sejahtera
dan Keluarga Sejahtera Tahap I. Penggu non-MKJP merupakan wanita yang berusia
dibawah 30 tahun dengan jumlah anak maksimal dua dan usia pernikan maksimal
lima tahun.
Untuk
MJKP umumnya digunakan oleh wanita perkotaan dengan PUS yang berusia lebih dari
30 tahun. Tujuan mereka melakukan KB adalah untuk mengakhiri yang mana mereka
adalah golongan Keluarga Sejahtera III+ (wilayah Sumatera, Kalimanta, dan
Sullawesi), Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera II (wilayah Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara), keluarga tahap Pra Sejahtera dan Keluargga sejahtera
I (wilayah Maluku dan Papua) dengan menggunakan fasilitas pelayanan dari
pemerintah. Jumlah anak yang mereka miliki adalah 1 atau sama dengan tiga. Mereka
merupakan golongan orang-orang yang telah menyelesaikan pendidikan SMA ke atas.
Sumber : Contraceptive Prevalence Rate (CPR) SDKI 1987 – 2007 |
Jika
dilihat dari dari diagram diatas dan dikaitkan dengan pernyataan diatasnya
menurut saya semakin tahun angka penggunaan kontrasepsi semakin tinggi. Hal itu
dapat di pengaruhi karena semakin terbukanya akses informasi. Selain itu
kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kualitas bukan kuantitas anak juga
memiliki pengaruh yang besar. Mereka yang telah mengenyam pendidikan diatas SMA
umumnya memiliki kesadaran itu. Meskipun peningkatan dari lima tahunnya
tidaklah signifikan, aka tetapi menurut saya itu sudah cukup baik. Meskipun
pada kenyataannya masih banyak masyrakat yang lebih mengutamakan kuantitas dan
mengesampingkan kualitas itu sendiri.
Akan
tetapi bagi mereka yang telah menjadi manusia modern (berorientasi pada masa
kini) umumnya akan memikirkan ulang jika mereka ingin memiliki anak yang
banyak. Hal itu disebabkan karena manusia sekarang lebih banyak menggunakan
waktu mereka untuk bekerja. Sehingga mereka cenderung enggan untuk direpotkan
dengan urusan untuk merawat anak. Oleh
karena itu semakin banyak orang ynag menggunakan kontrasepsi untuk menunda atau
mengakhiri masa kehamilan.
Daftar
Pustaka
Anonim.
Angka Pemakaian Kontrasepsi (CPR) Indonesia [Online]. Tersedia: http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/Pages/DataSurvey/SDKI/Kesertaan_KB/CPR/Nasional.aspx
Anonim.
Presentase Pemakaian Alat Kontrasepsi Modern Nasional [Online]. Tersedia:
http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/Pages/DataSurvey/SDKI/Fertilitas/Persentase_Pemakaian_Alat_Kontrasepsi_Modern/Nasional.aspx
Asih, Leli dan Hadriah Oesman. 2009.
Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Jakarta:
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Felecia,
P. Adam. 2011. “Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan
Kecil Dalam Upaya Pencapaian MDGs 2015 di Maluku”, Piramida, No. 2 (7). Denpasar: Kependudukan
& PSDM.
Lusa. (2009, 8 Sep).
Program KB di Indonesia [Online]. Tersedia http://www.
lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
Nasution, Sri Lilestina. 2011.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP di Enam Wilayah Indonesia.
Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Purwantii,
Dewii. 2012. Konsep Dasar KB dan Jenis-Jenis Kontrasepsi [Online]. Tersedia: http://purwantiidewii.blogspot.co.id/2012/11/konsep-dasar-kb-dan-jenis-jenis.html
Komentar